Puisi
Alamat Maut
Karya
Iriyanto Ibrahim
Kaupun tak akan melihat
pantai itu dari jendela
meski dengan bibir
bergetar
dengan mata nanar
terlalu singkat sebagai
derita
namun,teramat panjang
sebagai duka
ada nada pilu tersendat
dasar laut yang
menandai maut
dan lambaian
penghabisan yang luput dari ingatan
lebih dalam dari segala
alasan
kata yang tak dapat
dipadankan dengan kelam
dengan seribu malam
yang mendekam
atau deras arus yang
mengancam
pilu yang dalam dan
suram
kau hanya dapat menabur
bunga dari jendela
dan ombak akan terus
menuju pantai
sementara dilangit
awan kelabu bukan
miliknya lagi
Struktur Fisik Puisi Alamat Maut
1. Diksi (pemilihan
kata)
Diksi adalah pilihan dan penggunaan
kata secara tepat guna mewakili pikiran dan perasaan yang dinyatakan dalam
suatu ungkapan.
Adapun diksi dalam puisi “Alamat
Maut” karya Irianto Ibrahim ini yaitu semua larik dalam puisi itu, akan tetapi
yang paling mendasar dalam puisi ini ada pada bait kedua yang larik-lariknya
/ada nada pilu tersendat/dasar laut yang menandai maut/dan lambaian penghabisan
yang luput dari ingatan/lebih dalam dari segala alasan/.
Dalam bait ini mewakili bait-bait
yang lainnya yang menunjukan bahwa ada kesedihan yag di rasakan seseorang pada
saat maut akan menjemputnya dan ia akan melupakan semua yang ia berbuat di
dunia ddan dia juga hanya bisa pasrah karena tidak bisa mengelak lagi untuk
kembali kepada-Nya.
2. Kata Kongkrit
Kata kongkrit adalah kata-kata yang
nyata dalam sebuah ungkapan. Adapun kata kongkrit dalam puisi “ Alamat Maut “
karya Iirianto Ibrahim ini yaitu terdapat pada bait terakhir pada larik/ombak akan
terus menuju pantai / saya menyebutnya
kata kongkrit pada larik ini karena ada dasarnya ombak itu selalu menuju
pantai.
3. Imaji
Imaji adalah khyalan tetapi dalam
puisi adalah citraan atau indra. Citraan
atau indra terbagi menjadi 5 yaitu Indra penglihatan(visual), Indra peraba,
Indra pendengar(audio), Indra perasa, dan Indra pencium.
Dalam puisi “ Alamat maut “ karya
Iirianto Ibrahim ini yaitu indra penglihatan
yang terdapat pada bait pertama larik / kaupun tak akan melihat pantai
itu dari jendela / dan indra perasa yang terdapat pada bait pertama larik / meski
dengan bibir bergetar / mata nanar/ terlalu saingkat sebagai derita / namun,
teramat panjang sebagai duka / dan pada bait kedua larik / ada nada pilu
tersendat / serta bait ketiga larik / pilu yang duram dan suram.
4. Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah pernyataan bahasa
seseorang yang secara sadar atau tidak di maksudkan untuk menggugah atau
memikat perhatian seseorang dengan maksud tertentu.
Adapun Gaya bahasa atau majas yang terdapat
dalam puisi “ Alamat Maut “ Karya Iirianto Ibrahaim ini adalah gaya bahasa
perabel yaitu gaya bahasa perbandingan dengan mempergunakan perumpamaan dalam hidup. Biasanya gaya
bahasa ini terkandung di dalam seluruh isi karangan.
Dalam
penyajiannya pengarang mengajak pembaca untuk
membandingkan suasana dalam cerita dengan kehidupan yang sebenarnya
begitu pula dengan puisi ini pengarang memberikan kita gambaran tentang
perasaan seseorang yang sedang mengalami sakaratul maut.
No comments:
Post a Comment