Wednesday, July 4, 2012

ANALISIS PUISI “PERCAKAPAN MAUT” KARYA IRIANTO IBRAHIM


SEBUAH PENDEKATAN SEMIOTIK
ARDIN
A1D2 10 116
PENDAHULUAN
Puisi adalah suatu bentuk ekspresi dari pengalaman imajinatif yang di susun sedemikian rupa sehingga mampu menimbulkan kesan artistic atau estetik.Dalam hal menganalisis puisi, bahasa merupakan medium utama dari karya sastra.Bahasa sebagai ujaran yang di hasilkan dari alat ucap manusia mengandung suatu kekuatan tanda atau makna di dalamnya.Kekuatan tanda itu muncul dari hubungan tanda dengan tanda(sintaksis), hubungan tanda dengan maknanya(semantik), dan hubungan tanda dan pengguna (pragmatik).
Semiotik atau semiologi merupakan terminology yang merujuk pada ilmu yang sama. Istilah semioloi lebih banyak di gunakan di eropa sedangkan semiotic lazim di pakai oleh ilmu Amerika. Semiotik modern mempunyai dua pakar terkenal yaitu Charles Shander Peirce dan Ferdinan de sausure. Peirce mengusulkan kata semiotic yang sebenarnya telah di gunakan oleh ahli filsafat jerman Lambert pada abad (XV II) sebagai sinonim kata logika. Dengan mengembangkan teori semiotic, peirce memusatkan perhatian pada fungsinya tanda pada umumnya.Ia memberi tempat penting pada
tanda-tanda linguistik , meskipun bukan hal yang utama. Sebaiknya seusure mengembangkan dasar-dasar teori linguistic umum. Kekhasan teorinya terletak pada kenyataan bahwa ia menganggap bahasa sebagai system tanda, dalam hal ini ia mengusulkan kata semiologi. Sausure menguraikan secara panjang lebar bahwa bahasa adalah system tanda dan tanda merupakan kesatuan antara dua aspek yang tak terpisahkan satu sama lain signifikan atau penanda dan signife atau petanda. Sebenarnya tidak ada perbedaan penting antara kata semiotic dan semiologi hanya saja keduanya mengacu pada orientasi yang berbeda.



B.KAJIAN TEORI
Dalam mengkaji puisi “PANTAI KATEMBE “saya mencoba menggunakan teori dari  Michael Riffaterre yaitu pendekatan Semiotik.
Untuk memberi makna secara semiotic, pertama kali dapat di lakukan dengan pembacaan heuristic dan hermeneutik(Riffatere,1978:5-6).Konsepini di tertapkan sebagai langkah awal dalam usaha untuk mengungkapkan makna dan fenomena yang terkandung dalam jelita senandung hidup.
MenurutRiffaterre,(1978:5)  pembacaan heuristic merupakan pembacaan tingkat pertama untuk memahami sebuah makna puisi secara linguistik, sedangkan pembacaan hermeneutic merupakan pembacaan tingkat kedua untuk menginterpretasikan makna secara utuh. Dalam pembacaan ini, pembaca lebih memahami apa yang sudah diabaca untuk kemudian memodifikasi pemahamannya tentang hal itu.
Menurut sentosa (2010:231), bahwa pembacaan heuristic adalah pembacaan yang di dasarkan pada konfensi bahasa yang bersifat mimetic(tiruanalam) dan membangun serangkai anarti yang heterogen, berserak-serakan atau gramatikal. Hal ini dapat terjadi karena kajian di dasarkan pada pemahaman arti kebahasan yang bersifat lugas atau berdasarkan arti demotatif dari suatu bahasa.Sedangkan pradopo (2010:135) member defenisi pembacaan heuristic yaitu pembacaan berdasarkan konvensi sistem semiotic tingkat pertama.
Hermeneutik adalah teori tentang bekerjanya pemahaman dalam menafsirkan teks (RicoeruldalamIkhwandkk 2010 151). Menurut santoso (2004:234) pembacaan heuristic adalah pembacaan yang bermuara pada di temukannya satuan makna puisi secara utuh dan terpadu. Pradopo(2010:137) mengartikan pembacaan hermeneutic adalah pembacaan berdasarkan konvensi system semiotic tingkat kedua (maknakonotasi). Pada tahap ini, pembaca harus menilai kembali dan membandingkan hal-hal yang telah di bacanya pada tahap pembaca heuristic.Dengan cara demikian ,pembaca dapat mendefikasi pemahamannya dengan  pemahaman yang terja di dalam pembacaan hermeneutic.



PercakapanMaut

Selainpadaku, kepadasiapalagi
Yang kaumintamatibersamamu
Sudahusangkahcintabagimu?

Begituakhirperbincanganmereka
Malamberkabutdalamcayaha
Kendaraanhanyasesekalimelintas
Dan tanganmerekakianerat
Menunggumaut yang selaluterjaga

angin yang basahberhembus
takada kata-kata daribibirmereka
kecualinafassatu-satu
yangkianmemburu
seperti kaki-kaki kudaterpadu
sepertiinginsegeraberpadu
denganmaut yang syahdu

merekasalingmenatap
dengantanganeratterkepal
danjantungmereka
sebisumalam yang kelam
kendari, 12 april 2010
C.ANALISIS PUISI

Pemaknaan tingakat pertama (heuristik)

Maut=suatu peristiwa kematian
Selain=
Pada=kata depan untuk menunjukan tempat atau posisi
Kepada=kata untuk menandai tujuan orang
Siapa=kata Tanya
Lagi=sedang /masih
Yang=kata penghubung
Kau=engkau/kamu
Minta=mohoin/berharap dengan sangat
Mati=hilang nyawanya/berakhir hidupnya
Bersama=berbareng,serentak,sekalian semua.
Mu=kamu
Sudah=selesai
usangkah=
cinta=perasaan sayang sekali
bagimu=pecah,pangkal cerai
?=menunjukan pertanyaan
Begitu=seperti itu
Akhir=belakang
Perbincangan=bercerita
Mereka=orang ketiga jamak
Malam=waktu antara matahari terbenam matahari terbit yang di tandai juga suasana gelap
Berkabut=berawan
Dalam=jauh masuk kebawah
Cahaya=sinar
Kendaraan=sesuatu yang dapat dikendarai /di tumpangi
Hanya=Cuma
Sesekali=sekali-sekali
Melintar=lewat
Dan=
Tangan=anggota badan/perjanjian/kesepakatan
Kian=cerita tentang kejadian dalam kehidupan,riwayat
Erat=kuat
Menunggu=menanti
Maut=mati,kematian
Terjaga=terbangun
Angin =udara yang bertiup
Berhembus =   
Tak =tidak
 Ada =hadir
  Kata =bicara  ,ujaran
 Dari =kata depan yang menyyatakan tempat permulaan
Bibir = tepimulut
Kecuali =tidak termaksud
Nafas=
Satu-satu=
Kian =
Memburu = mengejar agar dapat dicapai
Seperti =sama
Kaki –kaki
Kuda =binatang
Tercapu =terpusat tertuju
Ingin =mau
Segera =cepat-cepat
Terpadu =menjadi satubenar
Dengan =bersama-sama
Syahdu =
Saling =kata untuk menerangkan perbuatan yang berbalas-balasan
Mantap =melihat memperlihatkan
Terkedap =tergenggam
Jantung =bagiandari organ tubuh yang menjadi pusat peredaraan darah
Sebisu  =berdiam diri tidak bias bicara
Kelam =seram ,kkurangterang



Pemaknaan Tingkat Kedua (Hermneutik)
         
          Sebelum menganalisis secara hermeneutik puisi “PERCAKAPAN MAUT”ini saya akan menyebutkan tanda dalam puisi ini karena dalam menganalisis puisi dengan mnggunakan pendekatan semiotik secara tidak langsung kita akan berbicara dengan tanda dalam sebuah puisi.Dalam pendkatan semiotik terdapat tiga tanda yoitu simbol (kesamaan),ikon (hubungan yang bersifat alami) dan indeks (hubungan sebab-akibat).
Pada puisi “percakapan maut”karya irianto ibrahim dalam bukunya yang berjudul Buton,Ibu dan sekantong luka.kata atau kalimat yang termasuk dalam tanda simbol (kesamaan) terdapat pada bait kedua baris ketiga yaitu kata “kendaraan”dan “kuda”yang merupakan ssuatu yang bisa di kendarai.kata “sesekali”dan “satu-satu”yang merupakan jumlah.
          Kata atau kalimat yang termasuk indeks yaitu terdapat pada bait ketiga,baris pertama “angin yang berhembus”kalimat ini merupakan hubungan sebab –akibat karena angin itu pasti berhembus.dan bait ketiga,baris kedua yaitu “kata-kata dari bibir”dikatakan sebagai indeks karena pada hakikatnya kata itu di ucapkan melalui bibir atau mulut.srta pada bait ke empat,baris terakhir “Seribu malam yang kelam” karna malam itu pasti bisu atau sunyi dan juga kelam atau kurang terang.
          Perangkat dari menganalisis judul puisi “percakapan maut” ini kita semua tahu bahwa kata “percakapan” yaitu diskusi dan kata “maut” yaitu tanda kematian.

Pada bait pertama:
Selain padaku kepada siapa lagi
Yang kau minta mati bersamamu
Sudah usangkah cinta bagimu?
Pada bait ini menunjukan suatu pertanyaan seseorang(aku) kepada kekasihnya(mu) dan “mu” berharap agar “aku” ini bisa setia padanya yang dilambangkan dengan maut.Maut atau kerelaan sehidup semati selalu menjadi janji sekaligus keinginan sepasang kekasih.  Tapi si “aku” masih ragu dengan cinta si”mu” tapi bukankah keraguan itu lumrah dalam sila-sila hubungan?
Dan pada larik/sudah usangkah cintamu?/ pada larik ini maknanya mungkain Si “mu” sudah lama berpetualang dengan cinta dan ia memilih “aku” sehingga prtanyaan itu muncul.
Dan pada bait kedua:
Begitu akhir perbincangan mereka
Malam berkabut dalam cahaya
Kendaraan hanya sesekali melintas
Dan tangan mereka kian erat
Menunggu maut yang selalu terjaga
Pada bait ini menggambarkan sebuah akhir dari diskusi antara “aku” dan “mu”yang merupakan sepasang kekasih ini,dengan suasana gelap tanpa cahaya serta kendaraan hanya sesekali melintas dan tangan mereka makin kuat saling memegang menunggu maut yang akan memisahkan mereka yang selelu membayangi  mereka.
          begitu juga pada bait-bait berikutnya menggambarkan suasana atau situasi pada saat sepasang kekasih yang sedang bercerita atau diskusi.
PENUTUP
a.kesimpulan
          jadi, kesimpulan saya puisi menceritakan kisah antara sepasang kekesih yang mungkin mereka berjanji tidak akan berpisah terkecuali maut yang memisahkan mereka karena kematian itu tidak bisa kita hindari. 
b. saran
          sebagai manusia hendaklah menjalankan segala perintah sang pencipta dan menjauhi segala larangannya. Dan kita juga harus menjaga hubungan yang baik antar umat beragama,karena didunia ini kita tidaklah bisa hidup dengan seorang diri.


DAFTAR  PUSTAKA

Ibrahim, irianto. Framepublishing, kendari, 17 maret 2010.

Michael,sande,Charles, Teeuw, 1984:47.

Saussure,Ferdinand, de, van zoest,1992:2.

Riffatere, dalam bukunya Semiotics Of Poetry (1978).

No comments:

Post a Comment