SEBUAH PENDEKATAN SEMIOTIK
ARDIN
A1D2 10 116
PENDAHULUAN
Puisi adalah suatu bentuk ekspresi dari pengalaman imajinatif yang
di susun sedemikian rupa sehingga mampu menimbulkan kesan
artistic atau estetik.Dalam hal menganalisis puisi,
bahasa merupakan medium utama dari karya sastra.Bahasa sebagai ujaran
yang di hasilkan dari alat ucap manusia mengandung suatu kekuatan tanda atau makna
di dalamnya.Kekuatan tanda itu muncul dari hubungan tanda dengan tanda(sintaksis), hubungan tanda dengan maknanya(semantik), dan hubungan tanda dan pengguna
(pragmatik).
Semiotik atau semiologi merupakan
terminology yang merujuk pada ilmu yang
sama. Istilah semioloi lebih banyak
di gunakan di eropa sedangkan semiotic lazim di
pakai oleh ilmu Amerika. Semiotik
modern mempunyai dua pakar terkenal yaitu
Charles Shander Peirce dan Ferdinan de sausure. Peirce
mengusulkan kata semiotic yang sebenarnya telah di
gunakan oleh ahli filsafat jerman
Lambert pada abad (XV II) sebagai sinonim
kata logika. Dengan mengembangkan teori semiotic, peirce memusatkan perhatian pada fungsinya tanda pada umumnya.Ia
memberi tempat penting pada
tanda-tanda linguistik
, meskipun bukan hal yang utama. Sebaiknya seusure mengembangkan dasar-dasar teori
linguistic umum. Kekhasan teorinya terletak pada kenyataan bahwa ia menganggap bahasa sebagai
system tanda, dalam hal ini ia mengusulkan
kata semiologi. Sausure menguraikan secara panjang lebar bahwa bahasa adalah system tanda dan tanda merupakan kesatuan antara dua aspek
yang tak terpisahkan satu sama lain
signifikan atau penanda dan signife atau petanda. Sebenarnya tidak ada perbedaan penting antara kata
semiotic dan semiologi hanya saja keduanya mengacu pada orientasi
yang berbeda.
B.KAJIAN
TEORI
Dalam mengkaji puisi
“PANTAI KATEMBE
“saya mencoba menggunakan teori dari Michael Riffaterre yaitu pendekatan Semiotik.
Untuk memberi makna secara semiotic, pertama
kali dapat di lakukan dengan pembacaan heuristic dan hermeneutik(Riffatere,1978:5-6).Konsepini
di tertapkan sebagai langkah awal dalam usaha untuk mengungkapkan makna dan fenomena
yang terkandung dalam jelita senandung hidup.
MenurutRiffaterre,(1978:5)
pembacaan
heuristic merupakan pembacaan tingkat pertama untuk memahami sebuah makna puisi secara linguistik, sedangkan pembacaan
hermeneutic merupakan pembacaan tingkat kedua untuk menginterpretasikan makna secara utuh. Dalam pembacaan ini,
pembaca lebih memahami apa yang
sudah diabaca untuk kemudian memodifikasi pemahamannya tentang hal itu.
Menurut sentosa
(2010:231), bahwa pembacaan heuristic adalah pembacaan
yang di dasarkan pada konfensi bahasa
yang bersifat mimetic(tiruanalam) dan membangun serangkai anarti
yang heterogen, berserak-serakan atau gramatikal. Hal ini dapat terjadi karena kajian
di dasarkan pada pemahaman arti kebahasan
yang bersifat lugas atau berdasarkan arti demotatif dari suatu bahasa.Sedangkan pradopo
(2010:135) member defenisi pembacaan heuristic yaitu pembacaan berdasarkan konvensi sistem
semiotic tingkat pertama.
Hermeneutik adalah teori tentang bekerjanya pemahaman dalam menafsirkan teks
(RicoeruldalamIkhwandkk 2010 151). Menurut santoso
(2004:234) pembacaan heuristic adalah pembacaan
yang bermuara pada di temukannya satuan makna puisi secara utuh dan terpadu. Pradopo(2010:137) mengartikan pembacaan hermeneutic adalah pembacaan berdasarkan konvensi
system semiotic tingkat kedua (maknakonotasi). Pada tahap ini,
pembaca harus menilai kembali dan membandingkan hal-hal
yang telah di bacanya pada tahap pembaca heuristic.Dengan cara demikian
,pembaca dapat mendefikasi pemahamannya dengan pemahaman yang terja di dalam pembacaan
hermeneutic.
PercakapanMaut
Selainpadaku, kepadasiapalagi
Yang kaumintamatibersamamu
Sudahusangkahcintabagimu?
Begituakhirperbincanganmereka
Malamberkabutdalamcayaha
Kendaraanhanyasesekalimelintas
Dan tanganmerekakianerat
Menunggumaut yang selaluterjaga
angin yang basahberhembus
takada kata-kata daribibirmereka
kecualinafassatu-satu
yangkianmemburu
seperti kaki-kaki kudaterpadu
sepertiinginsegeraberpadu
denganmaut yang syahdu
merekasalingmenatap
dengantanganeratterkepal
danjantungmereka
sebisumalam yang kelam
kendari, 12 april 2010
C.ANALISIS PUISI
Pemaknaan tingakat pertama
(heuristik)
Maut=suatu peristiwa kematian
Selain=
Pada=kata
depan untuk menunjukan tempat atau posisi
Kepada=kata
untuk menandai tujuan orang
Siapa=kata
Tanya
Lagi=sedang
/masih
Yang=kata
penghubung
Kau=engkau/kamu
Minta=mohoin/berharap dengan sangat
Mati=hilang nyawanya/berakhir hidupnya
Bersama=berbareng,serentak,sekalian semua.
Mu=kamu
Sudah=selesai
usangkah=
cinta=perasaan sayang sekali
bagimu=pecah,pangkal cerai
?=menunjukan pertanyaan
Begitu=seperti itu
Akhir=belakang
Perbincangan=bercerita
Mereka=orang
ketiga jamak
Malam=waktu antara matahari terbenam matahari terbit yang di tandai juga suasana gelap
Berkabut=berawan
Dalam=jauh masuk kebawah
Cahaya=sinar
Kendaraan=sesuatu
yang dapat dikendarai
/di tumpangi
Hanya=Cuma
Sesekali=sekali-sekali
Melintar=lewat
Dan=
Tangan=anggota badan/perjanjian/kesepakatan
Kian=cerita tentang kejadian dalam kehidupan,riwayat
Erat=kuat
Menunggu=menanti
Maut=mati,kematian
Terjaga=terbangun
Angin
=udara yang bertiup
Berhembus
=
Tak
=tidak
Ada =hadir
Kata =bicara
,ujaran
Dari =kata depan yang menyyatakan tempat permulaan
Bibir
= tepimulut
Kecuali
=tidak termaksud
Nafas=
Satu-satu=
Kian
=
Memburu
= mengejar agar dapat dicapai
Seperti
=sama
Kaki
–kaki
Kuda
=binatang
Tercapu
=terpusat tertuju
Ingin
=mau
Segera
=cepat-cepat
Terpadu
=menjadi satubenar
Dengan
=bersama-sama
Syahdu
=
Saling
=kata untuk menerangkan perbuatan yang
berbalas-balasan
Mantap
=melihat memperlihatkan
Terkedap
=tergenggam
Jantung
=bagiandari organ tubuh yang menjadi pusat peredaraan darah
Sebisu =berdiam diri tidak bias bicara
Kelam
=seram ,kkurangterang
Pemaknaan
Tingkat Kedua (Hermneutik)
Sebelum
menganalisis secara hermeneutik puisi “PERCAKAPAN MAUT”ini saya akan
menyebutkan tanda dalam puisi ini karena dalam menganalisis puisi dengan
mnggunakan pendekatan semiotik secara tidak langsung kita akan berbicara dengan
tanda dalam sebuah puisi.Dalam pendkatan semiotik terdapat tiga tanda yoitu
simbol (kesamaan),ikon (hubungan yang bersifat alami) dan indeks (hubungan
sebab-akibat).
Pada puisi “percakapan maut”karya irianto ibrahim
dalam bukunya yang berjudul Buton,Ibu dan sekantong luka.kata atau kalimat yang
termasuk dalam tanda simbol (kesamaan) terdapat pada bait kedua baris ketiga
yaitu kata “kendaraan”dan “kuda”yang merupakan ssuatu yang bisa di
kendarai.kata “sesekali”dan “satu-satu”yang merupakan jumlah.
Kata
atau kalimat yang termasuk indeks yaitu terdapat pada bait ketiga,baris pertama
“angin yang berhembus”kalimat ini merupakan hubungan sebab –akibat karena angin
itu pasti berhembus.dan bait ketiga,baris kedua yaitu “kata-kata dari
bibir”dikatakan sebagai indeks karena pada hakikatnya kata itu di ucapkan
melalui bibir atau mulut.srta pada bait ke empat,baris terakhir “Seribu malam
yang kelam” karna malam itu pasti bisu atau sunyi dan juga kelam atau kurang
terang.
Perangkat
dari menganalisis judul puisi “percakapan maut” ini kita semua tahu bahwa kata
“percakapan” yaitu diskusi dan kata “maut” yaitu tanda kematian.
Pada bait pertama:
Selain padaku kepada siapa lagi
Yang kau minta mati bersamamu
Sudah usangkah cinta bagimu?
Pada bait ini menunjukan suatu pertanyaan
seseorang(aku) kepada kekasihnya(mu) dan “mu” berharap agar “aku” ini bisa
setia padanya yang dilambangkan dengan maut.Maut atau kerelaan sehidup semati
selalu menjadi janji sekaligus keinginan sepasang kekasih. Tapi si “aku” masih ragu dengan cinta si”mu”
tapi bukankah keraguan itu lumrah dalam sila-sila hubungan?
Dan pada larik/sudah usangkah cintamu?/ pada larik
ini maknanya mungkain Si “mu” sudah lama berpetualang dengan cinta dan ia
memilih “aku” sehingga prtanyaan itu muncul.
Dan pada bait kedua:
Begitu akhir perbincangan mereka
Malam berkabut dalam cahaya
Kendaraan hanya sesekali melintas
Dan tangan mereka kian erat
Menunggu maut yang selalu terjaga
Pada bait ini
menggambarkan sebuah akhir dari diskusi antara “aku” dan “mu”yang merupakan
sepasang kekasih ini,dengan suasana gelap tanpa cahaya serta kendaraan hanya
sesekali melintas dan tangan mereka makin kuat saling memegang menunggu maut
yang akan memisahkan mereka yang selelu membayangi mereka.
begitu
juga pada bait-bait berikutnya menggambarkan suasana atau situasi pada saat
sepasang kekasih yang sedang bercerita atau diskusi.
PENUTUP
a.kesimpulan
jadi,
kesimpulan saya puisi menceritakan kisah antara sepasang kekesih yang mungkin
mereka berjanji tidak akan berpisah terkecuali maut yang memisahkan mereka
karena kematian itu tidak bisa kita hindari.
b. saran
sebagai manusia hendaklah
menjalankan segala perintah sang pencipta dan menjauhi segala larangannya. Dan
kita juga harus menjaga hubungan yang baik antar umat beragama,karena didunia
ini kita tidaklah bisa hidup dengan seorang diri.
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim,
irianto. Framepublishing, kendari, 17 maret 2010.
Michael,sande,Charles,
Teeuw, 1984:47.
Saussure,Ferdinand,
de, van zoest,1992:2.
Riffatere,
dalam bukunya Semiotics Of Poetry (1978).
No comments:
Post a Comment