1. Epidemiologi diartikan sebagai ‘ilmu tentang epidemi atau wabah’.
Epidemiologi asal katanya adalah ‘epi’ yang artinya ‘pada’, ‘demos yang artinya
‘penduduk’ dan ‘logos’ yang artinya ‘ilmu’, sehingga artinya secara harafiah
adalah ‘ilmu pada (tentang) penduduk. Dewasa ini epidemiologi dapat diartikan
sebagai ilmu tentang terjadinya dan penyebaran dari suatu masalah kesehatan dan
faktor-faktor yang mempengaruhi nya serta upaya-upaya penanggulangannya.
(B.Budiro. 2006. Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat. FKM, Undip Semarang :
Badan Penerbit Universitas Diponegoro)
2. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi, determinan, frekuensi
penyakit, dan faktor yang mempengaruhi status kesehatan pada populasi manusia.
(Rajab Wahyudin. 2009. Buku Ajar Epidemiologi Untuk Mahasiswa Kebidanan.
Jakarta : ECG)
3. Epidemiologi adalah cabang ilmu kesehatan untuk menganalisis sifat dan
penyebaran berbagai masalah kesehatan dalam suatu penduduk tertentu serta
mempelajari sebab timbulnya maslah dan gangguan kesehatan tersebut untuk tujuan
pencegahan maupun penanggulangannya. (Noor, Nur Nasry. 2008. Epidemiologi.
Jakarta : Rineka Cipta)
4. Epidemiologi adalah metode investigasi yang digunakan untuk mendeteksi
penyebab/sumber dari penyakit, sindrom, kondisi atau risiko yang menyebabkan
penyakit, cedera, cacat atau kematian dalam populasi atau dalam suatu kelompok
manusia. (Timmreck, C.Thomas. 2005. Epidemiology Suatu Pengantar. Jakarta :
ECG)
5. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat , penyebab ,
pengendalian, dan faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi dan distribusi
penyakit, kecacatan, dan kematian dalam populasi manusia. (Timmreck, C.Thomas.
2005. Epidemiology Suatu Pengantar. Jakarta : ECG)
6. Epidemiologi adalah pengetahuan tentang penyakit dalam tingakat populasi
(Van der plank, 1963). Hal ini dikarenakan penyakit dapat menimbulkan wabah
apabila terdapat dalam tingkat populasi. Dengan kata lain epidemiologi
merupakan ilmu yang mempelajari populasi penyakit dalam populasi tanaman inang
dalam ruang dan waktu yang sama. (Nirwanto, Hery. 2007. Pengantar Epidemi dan
Manajemen Penyakit Tanaman. Surabaya : UPN “Veteran” Jawa Timur)
This entry was posted in Dasar
Pendidikan Kesehatan Masyarakat, Pengantar
Ilmu Kesehatan Masyarakat and tagged c thomas, cacat, cedera, Definisi Epidemiologi, dewasa, distribusi, frekuensi, kematian, kesehatan, mahasiswa, penyakit, populasi manusia, sindrom, universitas diponegoro, upaya, van der plank. Bookmark
the permalink.
Konsep
dasar dan Pengertian Epidemiologi
Konsep dasar
Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata Epi yang berarti
pada atau tentang, kata demos yang berarti penduduk, dan kata logia yang
berarti ilmu. Sehingga diterjemahkan menjadi ilmu mengenai kejadian yang
menimpa penduduk.
Definisi Epidemiologi menurut para ahli
•
Wada Hampton Frost tahun 1972(Guru
Besar Epidemiologi) : Epidemiologi adalah pengetahuan tentang fenomena missal
(mass phenomena) penyakit infeksi atau sebagai riwayat ilmiah (natural history)
penyakit menular.
•
Greenwood 1934 : Epidemiologi
adalah Ilmu yang mempelajari mengenai penyakit dan segala macam kejadian yang
mengenai kelompok penduduk.
•
Definisi lama : Ilmu yang
mempelajari penyebaran atau perluasan suatu penularan penyakit di dalam suatu
kelompok penduduk atau masyarakat.
•
Omran (1974) : Suatu studi
mengenai terjadinya dan terdistribusinya keadaan kesehatan, penyakit dan
perubahan pada penduduk, begitu juga diterminnya dan akibat-akibat yang terjadi
pada kelompok penduduk atau masyarakat.
•
Garry D Friedmann(1974) : Epidemiology
is the study of disease occurance in human populations (Buku : primer of
Epidemiology)
•
Fox/Hall/Elreback : Suatu
pengetahuan tentang factor yang menentukan terjadinya suatu penyakit dalam
suatu populasi
•
WHO (Regional committee Nacting ke
42 di Bandung) : Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi dan
determinan dari peristiwa kesehatan dan peristiwa lainnya yang berhubungan
dengan kesehatan yang menimpa sekelompok masyarakat dan menerapkan ilmu
tersebut untuk memecahkan masalah-masalah tersebut.\
Dalam medis, penyakit menular
atau penyakit infeksi adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh sebuah agen biologi (seperti virus, bakteria atau parasit), bukan disebabkan faktor fisik
(seperti luka bakar) atau kimia (seperti keracunan). cara cara penularan penyakit:
1.Media Langsung dari Orang ke Orang (Permukaan Kulit) Jenis Penyakit yang
ditularkan antara lain: 1.Penyakit kelamin 2.Rabies 3. Trakoma 4. Skabies 5.
Erisipelas 6. Antraks 7. Gas-gangren 8. Infeksi luka aerobik 9. Penyakit pada
kaki dan mulut Pada penyakit kelamin seperti GO, sifiis, dan HIV, agen penyakit
ditularkan langsung dan seorang yang infeksius ke orang lain melalui hubungan
intim. Cara memutuskan rantai penularannya adalah dengan mengobati penderita
dan tidak melakukan hubungan intim dengan pasangan bukan suami atau istri.
Khusus untuk HIV, jangan mempergunakan alat suntik bekas dan menggunakan darah
donor penderita HIV. 2. Melalui Media Udara Penyakit yang dapat ditularkan dan
menyebar secara langsung maupun tidak langsung melalui udara pernapasan disebut
sebagai air borne disease. Jenis Penyakit yang ditularkan antara lain: a. TBC
Paru b. Varicella c. Difteri d. Influenza e. Variola f. Morbili g. Meningitis
h. Demam skarlet i. Mumps j. Rubella k. Pertussis Cara pencegahan penularan
penyakit antara lain memakai masker, menjauhi kontak serta mengobati penderita
TBC yang sputum BTA-nya positif. 3. Melalui Media Air Penyakit dapat menular
dan menyebar secara langsung maupun tidak langsung melalui air.
Penyakit-penyakit yang ditularkan melalui air disebut sebagai water borne
disease atau water related disease. Agen Penyakit: 1. Virus : hepatitis
virus, poliomielitis 2. Baktcri : kolera, disentri, tifoid, diare 3.
Protozoa : amubiasis, giardiasis 4. Helmintik : askariasis, penyakit
cacing cambuk, penyakit hidatid 5. Leptospira : penyakit Weil Pejamu
akuatik: 1. Bermultiplikasi di air :skistosomiasis (vektor keong) 2. Tidak
bermultiplikasi :Guinea’s worm dan fish tape worm (vektor cyclop) Penyakit-penyakit
yang berhubungan dengan air, dapat dibagi dalam empat kelompok menurut cara
penularannya:a) Water borne mechanisme Kuman patogen yang berada dalam air
dapat menyebabkan penyakit pada manusia, ditularkan melalui mulut atau sistem
pencernaan. Contoh: kolera, tifoid, hepatitis virus, disentri basiler dan
poliomielitis. b) Water washed mechanisme jenis penyakit water washed mechanism
yang berkaitan dengan kebersihan individu dan umum dapat berupa: a. Infeksi
melalui alat pencernaan, seperti diare pada anak-anak. b. Infeksi melalui kulit
dan mata, seperti skabies dan trakoma. c. Penyakit melalui gigitan binatang
pengerat, seperti Ieptospirosis. c) Water based mechanisme jenis penyakit
dengan agen penyakit yang menjalani sebagian siklus hidupnya di dalam tubuh
vektor atau sebagai pejamu intermediate yang hidup di dalam air. Contoh:
skistosomiasis, Dracunculus medinensis. d) Water related insect vector
mechanisme Jenis penyakit yang ditularkan melalui gigitan serangga yang
berkembang biak di dalam air. Contoh: filariasis, dengue, malaria, demam kuning
(yellow fever). Cara pencegahan penularan penyakit melalui media air atau
makanan dapat dilakukan antara lain dengan cara: a. Penyakit infeksi melalui
saluran pencernaan, dapat dilakukan dengan cara Sanitation Barrier yaitu
memutus rantai penularan, seperti menyediakan air bersih, menutup makanan agar
tidak terkontaminasi oleh debu dan lalat, buang air besar dan membuang sampah
tidak di sembarang tempat. b. Penyakit infeksi yang ditularkan melalui kulit
dan mata, dapat dicegah dengan higiene personal yang baik dan tidak memakai
peralatan orang lain seperti sapu tangan, handuk dan lainnya, secara
sembarangan. c. Penyakit infeksi lain yang berhubungan dengan air melalui
vektor seperti malaria dan demam berdarah dengue (DBD) dapat dicegah dengan
pengendalian vektor. 4. Melalui Media Vektor Penyakit Artbropod-borne diseases
atau sering juga disebut sebagai vector-borne diseases merupakan penyakit
penting yang seringkali bersifat endemis maupun epidemis dan sering menimbulkan
bahaya kematian.
Definisi Epidemiologi
Setiawan Dimas | 07.03 | 0 komentar
Definisi
Epidemiologi - Secara
etimologis epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari faktor-faktor yang
berhubungan dengan peristiwa yang banyak terjadi pada rakyat, yakni penyakit
dan kematian yang diakibatkannya yang disebut epidemi. Kata “epidemiologi” digunakan pertama kali pada awal abad
kesembilanbelas (1802) oleh seorang dokter Spanyol bernama Villalba dalam
tulisannya bertajuk Epidemiología Española (Buck et al., 1998). Tetapi gagasan
dan praktik epidemiologi untuk mencegah epidemi penyakit sudah dikemukakan
oleh “Bapak Kedokteran” Hippocrates sekitar 2000 tahun yang lampau di Yunani.
Hippocrates mengemukakan bahwa faktor lingkungan mempengaruhi terjadinya
penyakit. Dengan menggunakan Teori Miasma Hippocrates menjelaskan bahwa
penyakit terjadi karena “keracunan” oleh zat kotor yang berasal dari tanah,
udara, dan air. Karena itu upaya untuk mencegah epidemi penyakit dilakukan dengan cara mengosongkan air kotor,
membuat saluran air limbah, dan melakukan upaya sanitasi (kebersihan). Teori
Miasma terus digunakan sampai dimulainya era epidemiologi modern pada paroh
pertama abad kesembilanbelas (Susser dan Susser, 1996a).
Pertengahan abad kesembilan belas terjadi
wabah kolera di London. Seorang dokter anestesi bernama John Snow melakukan
serangkaian investigasi untuk mengetahui penyebab wabah tersebut antara 1849
dan 1854. Dalam investigasi itu Snow mengamati banyak kematian terjadi pada
populasi yang menggunakan sumber air dari pompa air di Broad Street London. Air
tersebut disuplai oleh sebuah perusahaan air minum yang menggunakan air di
bagian Sungai Thames yang tercemar limbah. Snow menemukan, angka kematian
karena kolera pada populasi yang menggunakan air minum tersebut lebih tinggi
daripada populasi yang tidak menggunakan air minum itu. Snow menyimpulkan, air
minum tercemar merupakan penyebab epidemi kolera. Berdasarkan hasil investigasi
Snow, otoritas di London menutup pompa air Broad Street untuk memutuskan
transmisi, tidak lama kemudian epidemi kolera berhenti. Era epidemiologi penyakit infeksi dimulai sejak investigasi Snow dan
makin berkembang seiring dengan munculnya ilmu baru mikrobiologi pada paroh
kedua abad kesembilanbelas. Sekitar satu dekade pasca investigasi Snow baru
diketahui bahwa patogen penyebab epidemi kolera adalah Vibrio cholera. Epidemiologi penyakit infeksi
menggunakan Teori Kuman (Germ Theory). Teori Kuman menjelaskan bahwa penyakit
disebabkan oleh agen infeksi sebagai kausa tunggal. Upaya pencegahan penyakit
infeksi dilakukan dengan cara memutus transmisi, meliputi pemberian vaksin,
isolasi dengan karantina, isolasi di rumahsakit, dan pemberian antibiotika
(Susser dan Susser, 1996a).
Mula-mula epidemiologi hanya mempelajari epidemi penyakit infeksi. Kini
epidemiologi tidak hanya mendeskripsikan dan meneliti kausa penyakit epidemik
(penyakit yang “berkunjung” secara mendadak dalam jumlah banyak melebihi
perkiraan normal) tetapi juga penyakit endemik (penyakit yang “tinggal” di
dalam populasi secara konstan dalam jumlah sedikit atau sedang). Epidemiologi tidak hanya mempelajari penyakit infeksi tetapi
juga penyakit non-infeksi. Menjelang pertengahan abad keduapuluh, dengan
meningkatnya kemakmuran dan perubahan gaya hidup, terjadi peningkatan insidensi
penyakit kronis di negara-negara Barat. Sejumlah riset epidemiologi lalu
dilakukan untuk menemukan kausa epidemi
penyakit kronis. Epidemiologi penyakit kronis menggunakan paradigma “Black
box”, yakni meneliti hubungan antara paparan di tingkat individu (kebiasaan
merokok, diet) dan risiko terjadinya penyakit kronis, tanpa perlu mengetahui
variabel antara atau patogenesis dalam mekanisme kausal antara paparan dan
terjadinya penyakit. Upaya pencegahan penyakit meramalkan terjadinya penyakit,
dan menemukan strategi yang tepat untuk mengontrol terjadinya penyakit pada populasi
sehingga tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting (Slattery,
2002). Metode ilmiah meliputi perumusan masalah penelitian, pengujian
hipotesis, pengumpulan data melalui pengamatan dan eksperimentasi, penafsiran
data, dan penarikan kesimpulan yang logis. Metode ilmiah berguna untuk menarik
kesimpulan yang benar (valid) dan dapat diandalkan dalam jangka panjang
(reliable, consistent, reproducible).
A.Pengertian Epidemiologi
1. Pengertian
Epidemiologi Menurut Asal Kata
Jika ditinjau dari asal kata
Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari 3 kata dasar yaitu
EPI yang berarti pada atau tentang, demos yang berati penduduk dan kata
terakhir adalalah logos yang berarti ilmu pengetahuan. Jadi epidemilogi adalah ilmu
yang mempelajari tentang penduduk.
Sedangkan dalam pengertian modern pada saat ini EPIDEMIOLOGI adalah :
“Ilmu yang mempelajari tentang Frekuensi dan Distribusi (Penyebaran) serta
Determinat masalah kesehatan pada sekelompok orang/masyarakat serta Determinannya
(Faktor – factor yang Mempengaruhinya).
Suatu ilmu yang awalnya mempelajari timbulnya, perjalanan, dan pencegahan pada
penyakit infeksi menular. Tapi dalam perkembangannya hingga saat ini masalah
yang dihadapi penduduk tidak hanya penyakit menular saja, melainkan juga
penyakit tidak menular, penyakit degenaratif, kanker, penyakit jiwa, kecelakaan
lalu lintas, dan sebagainya. Oleh karena itu, epidemiologi telah menjangkau hal
tersebut.
2. PENGERTIAN EPIDEMIOLOGI MENURUT PENDAPAT PARA AHLI
Sebagai
ilmu yang selalu berkembang, Epidemiologi senantiasa mengalami perkembangan
pengertian dan karena itu pula mengalami modifikasi dalam
batasan/definisinya. Beberapa definisi telah dikemukakan oleh para pakar
epidemiologi,
beberapa diantaranya adalah :
1. Greenwood ( 1934 )
Mengatakan bahwa Epidemiologi mempelajari tentang penyakit dan
segala macam kejadian yang mengenai kelompok ( herd ) penduduk.
Kelebihannya adalah adanya penekanan pada Kelompok Penduduk
yang mengarah kepada Distribusi suatu penyakit.
2.
Brian Mac Mahon ( 1970 )
Epidemiology is the study of the distribution and determinants
of disease frequency in man. Epidemiologi adalah Studi tentang penyebaran
dan penyebab frekwensi penyakit pada manusia dan mengapa terjadi distribusi
semacam itu. Di sini sudah mulai menentukan Distribusi Penyakit dan mencari
Penyebab terjadinya Distribusi dari suatu penyakit.
3. Wade Hampton Frost ( 1972 )
Mendefinisikan Epidemiologi sebagai Suatu pengetahuan tentang
fenomena massal ( Mass Phenomen ) penyakit
infeksi atau sebagai riwayat alamiah ( Natural History ) penyakit menular.
Di sini tampak bahwa pada waktu itu perhatian epidemiologi
hanya ditujukan kepada masalah penyakit infeksi yang terjadi/mengenai
masyarakat/massa.
4. Anders Ahlbom & Staffan Norel ( 1989 )
Epidemiologi adalah Ilmu Pengetahuan mengenai terjadinya
penyakit pada populasi manusia.
5. Gary D. Friedman ( 1974 )
Epidemiology is the study of disease occurance in human
populations.
6. Abdel R. Omran ( 1974 )
Epidemiologi adalah suatu ilmu mengenai terjadinya dan
distribusi keadaan kesehatan, penyakit dan perubahan pada penduduk, begitu juga
determinannya serta akibat – akibat yang terjadi pada kelompok penduduk.
7. Barbara Valanis
Epidemiology is term derived from the greek languang ( epid =
upon ; demos = people ; logos = science ).
8. Last ( 1988 )
Epidemiology is study of the distribution and determinants of
health – related states or events in specified population and the application
of this study to control of problems.
9. Elizabeth Barrett
Epidemiology is study of the distribution and causes of
diseases.
10. Hirsch ( 1883 )
Epidemiologi adalah suatu gambaran kejadian, penyebaran dari
jenis – jenis penyakit pada manusia pada saat tertentu di berbagai tempat di
bumi dan mengkaitkan dengan kondisi eksternal
11. Judith S. Mausner ; Anita K. Bahn
Epidemiology is concerned with the extend and types of illness
and injuries in groups of people and with the factors which influence their
distribution.
12. Robert H. Fletcher ( 1991 )
Epidemiologi adalah disiplin riset yang membahas tentang
distribusi dan determinan penyakit dalam populasi.
13. Lewis H. Rohf ; Beatrice J. Selwyn
Epidemiology is the description and explanation of the
differences in accurence of events of medical concern in subgroup of
population, where the population has been subdivided according to some
characteristic believed to influence of the event.
14. Lilienfeld ( 1977 )
Epidemiologi adalah suatu metode pemikiran tentang penyakit
yang berkaitan dengan penilaian biologis dan berasal dari pengamatan suatu
tingkat kesehatan populasi.
15. Moris ( 1964 )
Epidemiologi adalah suatu pengetahuan tentang sehat dan sakit
dari suatu penduduk.
16. Mac Mohan(1986) : ilmu yg mempelajari
distribusi dan determinan penyakit.
17. Gerstman (1998) : “The core science of
public health “ bahwa epidemiologi adalah inti dari disiplin ilmu Public
Health(kesehatan masyarakat).
3. PENGERTIAN EPIDEMIOLOGI
MENURUT CENTER OF DISEASE
CONTROL (CDC) 2002
Adapun definisi Epidemiologi menurut CDC 2002,
Last 2001, Gordis 2000 menyatakan bahwa EPIDEMIOLOGI adalah : “
Studi yang mempelajari Distribusi dan Determinan penyakit dan keadaan
kesehatan pada populasi serta penerapannya untuk pengendalian masalah – masalah
kesehatan “. Dari pengertian ini, jelas bahwa Epidemiologi adalah suatu
Studi ; dan Studi itu adalah Riset.
Menurut Leedy (1974), Riset adalah “ a systematic quest for
undiscovered truth”. ( Artinya : Pencarian sistematis terhadap kebenaran yang
belum terungkap ).
4. PENGERTIAN EPIDEMIOLOGI MENURUT WHO
“Studi ttg distribusi dan determinan kesehatan yg
berkaitan dgn kejadian di populasi danaplikasi dari studi utk
pemecahan masalah kesehatan.
B. SEJARAH
PERKEMBANGAN ILMU EPIDEMIOLOGI
Seperti halnya ilmu kedokteran, ilmu epidemiologi lahir dari
asumsi bahwa penyakit pada populasi manusia tidak terjadi dan tersebar begitu
saja secara acak, namun ada faktor penyebab dan usaha preventif yang dilakukan.
Perkembangan ilmu epidemiologi tidak terlepas dari tokoh – tokoh yang berjasa
dalam perkembangan ilmu kedokteran. Tokoh – tokoh tersebut antara lain :
1. Hipocrates (abad ke – 5
SM)
Hipocrates yang dinobatkan sebagai bapak kedokteran,
mengemukakan teorinya tentang penyakit yang dimuat dalam bukunya yang berjudul
“On Air, Waters and Places” yaitu bahwa penyakit terjadi karena adanya kontak
dengan jasad hidup serta berhubungan dengan lingkungan internal dan eksternal
seseorang, seperti : tempat tinggal, musim, angin, udara, jenis tanah, air
minum, perilaku manusia, dan jenis pekerjaannya. Beliau juga yang
memperkenalkan istilah epidemik dan endemik.
2. Veronese fracastoro
(1483-1553) dan Thomas Sydenham (1624-1689)
Kedua tokoh ini menyatakan teori bahwa kontak dengan penyakit
hidup menjadi penyebab penyakit menular. Teori ini didasari pada fenomena yang
terjadi di eropa yaitu adanya epidemi cacar, sampar dan demam tifus pada abad
14 – 15. Kegiatan – kegiatan anti epidemic seperti karantina dan lainnya mulai
diterapkan, setelah keefektifannya dikonfirmasikan melalui penelitian dan
pengalaman praktek.
3. Edward Jenner
(1749-1823)
Menemukan metode pencegahan cacar melalui vaksinasi (vaksin
cowpox).
4. Louis Pasteur
(1822-1895), Robet Koch (1843-1910), Ilyamechniko (1845-1916), Antonio van
Lauwenhock, Igmatz Semmelweis (1818-1865)
Adanya berbagai penemuan di bidang mikrobiologi dan
parasitologi, dimana para ilmuwan tersebut berhasil membuktikan bahwa mikroba
sebagai etiologi penyakit infeksi.
5. William Far (1839)
Tokoh ini mengembangkan sistem pengumpulan data rutin tentang
jumlah dan penyebab kematian, serta penerapan data statistik vital untuk
mengevaluasi problem – problem kesehatan masyarakat. Dalam teori miasma (udara
buruk) beliau mengemukakan bahwa di data
1. Epidemiologi diartikan sebagai ‘ilmu tentang epidemi atau wabah’. Epidemiologi asal katanya adalah ‘epi’ yang artinya ‘pada’, ‘demos yang artinya ‘penduduk’ dan ‘logos’ yang artinya ‘ilmu’, sehingga artinya secara harafiah adalah ‘ilmu pada (tentang) penduduk. Dewasa ini epidemiologi dapat diartikan sebagai ilmu tentang terjadinya dan penyebaran dari suatu masalah kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi nya serta upaya-upaya penanggulangannya. (B.Budiro. 2006. Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat. FKM, Undip Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro)
2. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi, determinan, frekuensi penyakit, dan faktor yang mempengaruhi status kesehatan pada populasi manusia. (Rajab Wahyudin. 2009. Buku Ajar Epidemiologi Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta : ECG)
3. Epidemiologi adalah cabang ilmu kesehatan untuk menganalisis sifat dan penyebaran berbagai masalah kesehatan dalam suatu penduduk tertentu serta mempelajari sebab timbulnya maslah dan gangguan kesehatan tersebut untuk tujuan pencegahan maupun penanggulangannya. (Noor, Nur Nasry. 2008. Epidemiologi. Jakarta : Rineka Cipta)
4. Epidemiologi adalah metode investigasi yang digunakan untuk mendeteksi penyebab/sumber dari penyakit, sindrom, kondisi atau risiko yang menyebabkan penyakit, cedera, cacat atau kematian dalam populasi atau dalam suatu kelompok manusia. (Timmreck, C.Thomas. 2005. Epidemiology Suatu Pengantar. Jakarta : ECG)
5. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat , penyebab , pengendalian, dan faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi dan distribusi penyakit, kecacatan, dan kematian dalam populasi manusia. (Timmreck, C.Thomas. 2005. Epidemiology Suatu Pengantar. Jakarta : ECG)
6. Epidemiologi adalah pengetahuan tentang penyakit dalam tingakat populasi (Van der plank, 1963). Hal ini dikarenakan penyakit dapat menimbulkan wabah apabila terdapat dalam tingkat populasi. Dengan kata lain epidemiologi merupakan ilmu yang mempelajari populasi penyakit dalam populasi tanaman inang dalam ruang dan waktu yang sama. (Nirwanto, Hery. 2007. Pengantar Epidemi dan Manajemen Penyakit Tanaman. Surabaya : UPN “Veteran” Jawa Timur)
Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata Epi yang berarti pada atau tentang, kata demos yang berarti penduduk, dan kata logia yang berarti ilmu. Sehingga diterjemahkan menjadi ilmu mengenai kejadian yang menimpa penduduk.
Definisi Epidemiologi menurut para ahli
Mula-mula epidemiologi hanya mempelajari epidemi penyakit infeksi. Kini epidemiologi tidak hanya mendeskripsikan dan meneliti kausa penyakit epidemik (penyakit yang “berkunjung” secara mendadak dalam jumlah banyak melebihi perkiraan normal) tetapi juga penyakit endemik (penyakit yang “tinggal” di dalam populasi secara konstan dalam jumlah sedikit atau sedang). Epidemiologi tidak hanya mempelajari penyakit infeksi tetapi juga penyakit non-infeksi. Menjelang pertengahan abad keduapuluh, dengan meningkatnya kemakmuran dan perubahan gaya hidup, terjadi peningkatan insidensi penyakit kronis di negara-negara Barat. Sejumlah riset epidemiologi lalu dilakukan untuk menemukan kausa epidemi penyakit kronis. Epidemiologi penyakit kronis menggunakan paradigma “Black box”, yakni meneliti hubungan antara paparan di tingkat individu (kebiasaan merokok, diet) dan risiko terjadinya penyakit kronis, tanpa perlu mengetahui variabel antara atau patogenesis dalam mekanisme kausal antara paparan dan terjadinya penyakit. Upaya pencegahan penyakit meramalkan terjadinya penyakit, dan menemukan strategi yang tepat untuk mengontrol terjadinya penyakit pada populasi sehingga tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting (Slattery, 2002). Metode ilmiah meliputi perumusan masalah penelitian, pengujian hipotesis, pengumpulan data melalui pengamatan dan eksperimentasi, penafsiran data, dan penarikan kesimpulan yang logis. Metode ilmiah berguna untuk menarik kesimpulan yang benar (valid) dan dapat diandalkan dalam jangka panjang (reliable, consistent, reproducible).
1. Pengertian Epidemiologi Menurut Asal Kata
Jika ditinjau dari asal kata Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari 3 kata dasar yaitu EPI yang berarti pada atau tentang, demos yang berati penduduk dan kata terakhir adalalah logos yang berarti ilmu pengetahuan. Jadi epidemilogi adalah ilmu yang mempelajari tentang penduduk.
Sedangkan dalam pengertian modern pada saat ini EPIDEMIOLOGI adalah :
“Ilmu yang mempelajari tentang Frekuensi dan Distribusi (Penyebaran) serta Determinat masalah kesehatan pada sekelompok orang/masyarakat serta Determinannya (Faktor – factor yang Mempengaruhinya).
Suatu ilmu yang awalnya mempelajari timbulnya, perjalanan, dan pencegahan pada penyakit infeksi menular. Tapi dalam perkembangannya hingga saat ini masalah yang dihadapi penduduk tidak hanya penyakit menular saja, melainkan juga penyakit tidak menular, penyakit degenaratif, kanker, penyakit jiwa, kecelakaan lalu lintas, dan sebagainya. Oleh karena itu, epidemiologi telah menjangkau hal tersebut.
No comments:
Post a Comment