Monday, September 3, 2012

Semantik

1.1 Pembuka
Semantik di dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa inggris semantics, dari bahasa yunani sema (nomina) ‘tanda’: atau dari verba samaino ‘menandai’, ‘berarti’. Istilah tersebut digunakan para pakar bahasa untuk menyebut bagian ilmu bahasa yang mempelajari ilmu makna. Semantic merupakan bagian dari tiga tataran bahasa yang meliputi fonologi, tata bahasa (morfologi-sintaksis) dan semantic.
Konsep baru tentang grammar (tata bahasa) yang meliputi tiga unsur utama yaitu etimologi, studi asal-usul kata sehubungan dengan perubahan bentuk maupun makna, sintaksis, tata kalimat dan semasiologi, ilmu tanda (makna).
Berdasarkan pemikiran Reisig, maka perkembangan semantic dapat dibagi dalam tiga masa pertumbuhan, yakni:
1)     Masa pertama, meliputi setengah abad termasuk di dalamnya kegiatan Reisig; masa ini disebut Ullman sebagai “underground period”
2)     Masa kedua, yakni semantic sebagai ilmu murni historis, adanya pandangan historical semantics, dengan munculnya karya klasik Breal(1883).

3)     Masa perkembangan ketiga, studi makna ditandai dengan munculnya karya filolog Swedia Gustaf Stern yang berjudul “ Meaning and change of meaning with special reference to the English language.
Antropologi berperan dalam semantic antara lain karena analisis makna di dalam bahasa dapat menyajikan klasifikasi budaya pemakai bahasa secara praktis. Filsafat berhubungan erat dengan semantic karena persoalan makna tertentu yang dapat dijelaskan secara filosofis. Psikologi berhubungan dengan semantic, karena psikologi memanfaatkan gejala kajiwaan yang ditampilkan manusia secara verbal atau nonverbal. Sosiologi berkepentingan dalam semantic karena ungkapan atau ekspresi tertentu dapat menandai kelompok social atau identitas.
1.2 Ruang Lingkup Semantik
Seperti dinyatakan terdahulu bahwa semantic dapat mencakup bidang yang lebih luas, baik dari segi struktur dan fungsi bahasa maupun dari segi interdisiplin bidang ilmu.
Semantic adalah studi suatu pembeda bahasa dengan hubungan proses mental atau simbolisme dalam aktivitas bicara (Ency Britanica, 1965)
Bahasa adalah suatu system yang harus dipelajari seseorang dari orang lain yang menjadi anggota masyarakat peenutur bahasa tersebut.
1.3 Istilah Makna
Makna adalah pertautan yang ada di antara unsur-unsur bahasa itu sendiri (terutama kata-kata). Mengkaji atau menyebutkan makna suatu kata adalah memahami kajian kajian makna tersebut yang berkenaan dengan hubungan-hubungan makna yang membuat kata tersebut berbeda dengan kata lain.
Makna sebagai penghubung bahasa dengan dunia luar sesuai dengan kesepakatan para pemakainya sehingga dapat saling mengerti. Makna memiliki tiga tingkatan keberadaan yakni:
1)     Pada tingkat pertama makna menjadi isi dari suatu bentuk kebahasaan.
2)     Pada tingkat kedua, makna menjadi isi dari suatu kebahasaan.
3)     Pada tingkat ketiga, makna menjadi isi komunikasi dengan mampu membuahkan informasi tertentu.
1.4 Semantik dan Linguistik
Linguistik memiliki dua pemahaman di dalam bahasa Indonesia, sebagai terjemahan bahasa inggris yakni (1) ilmu bahasa, (2) bahasa sebagai objek ilmu bahasa.
Linguistic membatasi diri dalam garapan bentuk dan makna, sedangkan acuan bergantung pada pengalaman penutur bahasa itu sendiri. Semantic lebih menitikberatkan pada bidang makna dengan berpengkal dari acuan dan bentuk (simbol).
Kata yang dapat di mengerti secara efektif bukanlah unsur satu-satunya yang memiliki korelasi dengan makna. Pada kenyataannya bukan satuan yang dipelajari anak-anak dalam mengilhami asosiasi acuan.
1.5 Sipat Sejarah Semantik
Semantic dapat menampilkan sesuatu yang abstrak dan apa yang ditampilka oleh semantic sekadar membayangkan kehiduapan mental pemakai bahasa. Kehidupan mental pemakai bahasa tentu sangat luas karena pemakai bahasa dapat ditinjau sebagai makluk  individual sekaligus makhluk social.
1.6 Semantik, Filsafat, dan Psikologi.
Semantic seperti dinyatakan terdahulu berhubungan dengan ilmu-ilmu lain. Dalam hal ini di ungkapkan hubungan semantic dengan filsafat dan psikologi.
Semantic mempelajari kebermaknaan kata dan satuannya atau kelompok kata yang bersifatverbal. Seorang psikolog menjelaskan semantic dengan berbagai cara.
Ahli semantic, filsafat, dan psikologi, ketiganya menggunakan bahasa sebagai alat. Bahasa berfungsi simbolik, emotik dan afektif.
Bahasa memiliki kekurangan untuk menjalankan fungsinya sebagai ilmu. Kekurangan tersebut adalah akibat dari fungsi emotif dan afektif.

No comments:

Post a Comment