Puisi
Alamat Maut
Karya
Iriyanto Ibrahim
Kaupun tak akan melihat
pantai itu dari jendela
meski dengan bibir
bergetar
dengan mata nanar
terlalu singkat sebagai
derita
namun,teramat panjang
sebagai duka
ada nada pilu tersendat
dasar laut yang
menandai maut
dan lambaian
penghabisan yang luput dari ingatan
lebih dalam dari segala
alasan
kata yang tak dapat
dipadankan dengan kelam
dengan seribu malam
yang mendekam
atau deras arus yang
mengancam
pilu yang dalam dan
suram
kau hanya dapat menabur
bunga dari jendela
dan ombak akan terus
menuju pantai
sementara dilangit
awan kelabu bukan
miliknya lagi
1. Tema
Gagasan, ide, atau pikiran utama yang mendasarkan
suatu karya sastra disebut tema. Atau gampangnya, tema adalah suatu yang
menjadi dasar cerita, sesuatu yang menjiwai cerita, atau sesuatu yang menjadi
pokok masalah dalam cerita.
Tema merupakan jiwa drai seluruh bagian cerita.
Karena itu, tema menjadi dasar pengembangan seluruh cerita. Tema dalam banyak
hal bersifat “mengikat” kehadiran atau ketidak hadiran peristiwa, konflik serta
situasi tertentu, termasuk pula berbagai unsur instrinsik yang lain.
Tema dalam puisi “Alamat Maut” ini yaitu peristiwa
sakaratul maut dimana dalam tiap-tiap bait selalu menceritakan peristiwa dalam
sakaratul maut, yang saling berhubungan antara bait satu dengan bait-bait yang
lainya.
2. Alur
Alur adalah urutan atau rangkaian
peristiwa dalam cerita. Alur dalam puisi ini adalah alur maju karena dalam
rangkaian peristiwanya bercerita dari awal sampai akhir.
3. Latar
(setting)
Latar adalah segala keterangan,
petunjuk, peengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruangan, suasana dan situasi
terjadinya peristiwa dan cerita.
Latar
terbagi menjadi tiga yaitu:
a. Latar
tempat, mengacu pada lokasi terjadinya peristiwa yang menceritakan dalam sebuah
karya fiksi, adapun latar dalam puisi ini bercerita dalam sebuah rumah yang
letaknya didalam kamar.
b. Latar
sosial, mengacu pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku sosial masyarakat
disuatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi, latar sosial biasa
c. mencangkup kebiasaan hidup, adat istiadat,
tradisi, keyakinan, cara beerfikir dan bersikap, serta status sosial. Latar
sosial pada puisi alamat maut dalam peristiwa sakaratul maut yaitu kesedihan
dan penderitaan. Karena penyair melukiskan perasan sedih dalam suatu
penderitaan seseorang pada saat dia mengalami sakaratul maut.
d. Latar
waktu, berhubungan dengan masalah, kapan terjadinya peristiwa-peristiwa yang
dicarikan dalam sebuah karya fiksi. Sedangkan latar waktu pada puisi alamat
maut ini adalah pada saat seseorang mengalami peristiwa sakaratul maut entah
itu siang hari atau malam hari.
4. Sudut
pandang
Sudut pandang adalah cara memandang dan
menghadirkan tokoh-tokoh cerita dengan menempatkan dirinya pada posisi
tertentu. Dalam hal ini, ada dua macam sudut pandang yang bisa dipakai: sudut
pandang orang pertama (aku) dan sudut pandang orang ketiga (dia).
Dalam puisi “Alamat Maut” ini ada kata “kau”
berarti disini penyair yang termasuk orang perrtama tunggal atau biasa disebut
“aku”. Akan tetapi kata”kau” ini tidak termasuk sudut pandang, sebab dalam ilmu
bahasa indonesia khususnya dalam mencari unsur instrinsik (sudut pandang) suatu
cerita yang termasuk sudut pandang hanya ada dua yaitu tokoh “aku” yang
termasuk orang pertama tunggal dan tokoh “dia” yang termasuk orang ketiga
tunggal.
5. Tokoh
Tokoh adalah individu ciptaan atau
rekaan pengarang yang mengalami peristiwa-peristiwa atau lakuan dalam berbagai
peristiwa cerita. Pada umumnya tokoh berwujud manusia tapi dapat pula berwujud
binatang atau benda yang diinsankan. Tokoh dapat dibedakan menjadi dua yaitu
tokoh sentral dan tokoh bawahan. Tokoh sentral adalah tokoh yang banyak
mengalami peristiwa dalam cerita. Tokoh
sentral dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Tokoh
sentral protagonis yaitu tokoh yang membawakan perwatakan positif atau
menyampaikan hal-hal yang positif.
2. Tokoh
sentral antagonis yaitu tokoh yang membawakan perwatakan yang bertentangan
dengan protagonis atau menyampaikan nilai-nilai negatif.
Dalam puisi “Alamat Maut” karya Iryanto
Ibrahim ini secara tidak langsung yang menjadi orang pertama tunggal atau “si
aku” adalah penyair sendiri. Kita dapat lihat dibaris pertama ada kata “kau” berarti
disini secara tidak langsung pebyair yang berbicara, dan saya menyimpulkan
orang pertama dalam puisi ini adalah penyir sendiri. Tetapi tidak ditunjukan
langsung didalam cerita puisinya. Dalam puisi ini merupakan tokoh protagonis
yaitu tokoh yang membawakan peristiwa atau menyampaikan nilai-nilai positif
kepada pembaca.
6. Gaya
bahasa atau majas
Gaya bahasa adalah teknik pengolahan
bahasa oleh pengarang dalam upaya menghasilkan karya satra yang hidup dan
indah. Pengolahan bahasa harus didukung oleh diksi (pemilihan kata) yang tepat.
Namun, diksi bukanlah satu-satunya hal yang membentuk gaya bahasa.
Dalam puisi alamat maut karya Iryanto
Ibrahim menggunakan gaya bahasa atau majas asonasi. Asonasi adalah sejenis
bahasa refetisi yang berjudul pengulangan vokal, pada suatu kata atau beberapa
kata, biasanya dipergunakan dalam puisi untuk mendapatkan efek penekanan. Kita
dapat lihat pada bait pertama dalam puisi ini terdapat unsur-unsur penekanan
bahwa penyair memberikan kita gambaran/kau tidak akan dapat melihat pantai itu
dari jendela/meski dengan bibir bergetar/terlalu singkat sebagai derita/namun,
teramat panjang sebagai duka/. Begitu njuga pada bait-bait berikutnya.
7. Amanat
Amanat adalah ajaran moral atau pesan
yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui karyanya, sebagaimana tema, amanat
dapat disampaikan secara implinsit yaitu dengan
cara memberikan ajran moral atau pesan dalam thingkah laku atau
peristiwa yang terjadi pada tokoh menjelang cerita akhir, dan dapat pula
disampaikan secara aksplinsit yaitu dengan penyampaian seruan, saran
peringatan, nasehat, anjuran dan larangan yang berhubungan dengan gagasan utama
cerita.
Amanat dalam puisi alamat maut karya
Iryanto Ibrahim yaitu memberikan gambaran kepada kita supaya kita berbuat
kebaikan didunia, karena didunia ini tidak ada yang kekal dan abadi. Sehingga
pada saat kita mengalami peristiwa sakaratul maut, kita bisa ikhlas dan selalu
bertawakal tanpa ada beban didalam hati kita untuk kembali kepada-NYA, serta
bisa mempertanggung jawabkan perbuatan kita semasih hidup didunia.
No comments:
Post a Comment