Wednesday, July 4, 2012

Mencari unsur instrinsik dalam puisi “alamat maut” Karya iriyanto ibrahim


Puisi
Alamat Maut
Karya Iriyanto Ibrahim
Kaupun tak akan melihat pantai itu dari jendela
meski dengan bibir bergetar
dengan mata nanar
terlalu singkat sebagai derita
namun,teramat panjang sebagai duka

ada nada pilu tersendat
dasar laut yang menandai maut
dan lambaian penghabisan yang luput dari ingatan
lebih dalam dari segala alasan


kata yang tak dapat dipadankan dengan kelam
dengan seribu malam yang mendekam
atau deras arus yang mengancam
pilu yang dalam dan suram

kau hanya dapat menabur bunga dari jendela
dan ombak akan terus menuju pantai
sementara dilangit
awan kelabu bukan miliknya lagi

1.      Tema
Gagasan, ide, atau pikiran utama yang mendasarkan suatu karya sastra disebut tema. Atau gampangnya, tema adalah suatu yang menjadi dasar cerita, sesuatu yang menjiwai cerita, atau sesuatu yang menjadi pokok masalah dalam cerita.
Tema merupakan jiwa drai seluruh bagian cerita. Karena itu, tema menjadi dasar pengembangan seluruh cerita. Tema dalam banyak hal bersifat “mengikat” kehadiran atau ketidak hadiran peristiwa, konflik serta situasi tertentu, termasuk pula berbagai unsur instrinsik yang lain.
Tema dalam puisi “Alamat Maut” ini yaitu peristiwa sakaratul maut dimana dalam tiap-tiap bait selalu menceritakan peristiwa dalam sakaratul maut, yang saling berhubungan antara bait satu dengan bait-bait yang lainya.

2.      Alur
Alur adalah urutan atau rangkaian peristiwa dalam cerita. Alur dalam puisi ini adalah alur maju karena dalam rangkaian peristiwanya bercerita dari awal sampai akhir.

3.      Latar (setting)
Latar adalah segala keterangan, petunjuk, peengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruangan, suasana dan situasi terjadinya peristiwa dan cerita.

Latar terbagi menjadi tiga yaitu:
a.       Latar tempat, mengacu pada lokasi terjadinya peristiwa yang menceritakan dalam sebuah karya fiksi, adapun latar dalam puisi ini bercerita dalam sebuah rumah yang letaknya didalam kamar.  
b.      Latar sosial, mengacu pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku sosial masyarakat disuatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi, latar sosial biasa


c.        mencangkup kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, cara beerfikir dan bersikap, serta status sosial. Latar sosial pada puisi alamat maut dalam peristiwa sakaratul maut yaitu kesedihan dan penderitaan. Karena penyair melukiskan perasan sedih dalam suatu penderitaan seseorang pada saat dia mengalami sakaratul maut.   
d.      Latar waktu, berhubungan dengan masalah, kapan terjadinya peristiwa-peristiwa yang dicarikan dalam sebuah karya fiksi. Sedangkan latar waktu pada puisi alamat maut ini adalah pada saat seseorang mengalami peristiwa sakaratul maut entah itu siang hari atau malam hari.  
4.      Sudut pandang
Sudut pandang adalah cara memandang dan menghadirkan tokoh-tokoh cerita dengan menempatkan dirinya pada posisi tertentu. Dalam hal ini, ada dua macam sudut pandang yang bisa dipakai: sudut pandang orang pertama (aku) dan sudut pandang orang ketiga (dia).
 Dalam puisi “Alamat Maut” ini ada kata “kau” berarti disini penyair yang termasuk orang perrtama tunggal atau biasa disebut “aku”. Akan tetapi kata”kau” ini tidak termasuk sudut pandang, sebab dalam ilmu bahasa indonesia khususnya dalam mencari unsur instrinsik (sudut pandang) suatu cerita yang termasuk sudut pandang hanya ada dua yaitu tokoh “aku” yang termasuk orang pertama tunggal dan tokoh “dia” yang termasuk orang ketiga tunggal.

5.       Tokoh
Tokoh adalah individu ciptaan atau rekaan pengarang yang mengalami peristiwa-peristiwa atau lakuan dalam berbagai peristiwa cerita. Pada umumnya tokoh berwujud manusia tapi dapat pula berwujud binatang atau benda yang diinsankan. Tokoh dapat dibedakan menjadi dua yaitu tokoh sentral dan tokoh bawahan. Tokoh sentral adalah tokoh yang banyak mengalami peristiwa dalam  cerita. Tokoh sentral dibedakan menjadi dua yaitu:
1.      Tokoh sentral protagonis yaitu tokoh yang membawakan perwatakan positif atau menyampaikan hal-hal yang positif.
2.      Tokoh sentral antagonis yaitu tokoh yang membawakan perwatakan yang bertentangan dengan protagonis atau menyampaikan nilai-nilai negatif.  
Dalam puisi “Alamat Maut” karya Iryanto Ibrahim ini secara tidak langsung yang menjadi orang pertama tunggal atau “si aku” adalah penyair sendiri. Kita dapat lihat dibaris pertama ada kata “kau” berarti disini secara tidak langsung pebyair yang berbicara, dan saya menyimpulkan orang pertama dalam puisi ini adalah penyir sendiri. Tetapi tidak ditunjukan langsung didalam cerita puisinya. Dalam puisi ini merupakan tokoh protagonis yaitu tokoh yang membawakan peristiwa atau menyampaikan nilai-nilai positif kepada pembaca.
6.      Gaya bahasa atau majas
Gaya bahasa adalah teknik pengolahan bahasa oleh pengarang dalam upaya menghasilkan karya satra yang hidup dan indah. Pengolahan bahasa harus didukung oleh diksi (pemilihan kata) yang tepat. Namun, diksi bukanlah satu-satunya hal yang membentuk gaya bahasa. 
Dalam puisi alamat maut karya Iryanto Ibrahim menggunakan gaya bahasa atau majas asonasi. Asonasi adalah sejenis bahasa refetisi yang berjudul pengulangan vokal, pada suatu kata atau beberapa kata, biasanya dipergunakan dalam puisi untuk mendapatkan efek penekanan. Kita dapat lihat pada bait pertama dalam puisi ini terdapat unsur-unsur penekanan bahwa penyair memberikan kita gambaran/kau tidak akan dapat melihat pantai itu dari jendela/meski dengan bibir bergetar/terlalu singkat sebagai derita/namun, teramat panjang sebagai duka/. Begitu njuga pada bait-bait berikutnya.
7.      Amanat
Amanat adalah ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui karyanya, sebagaimana tema, amanat dapat disampaikan secara implinsit yaitu dengan  cara memberikan ajran moral atau pesan dalam thingkah laku atau peristiwa yang terjadi pada tokoh menjelang cerita akhir, dan dapat pula disampaikan secara aksplinsit yaitu dengan penyampaian seruan, saran peringatan, nasehat, anjuran dan larangan yang berhubungan dengan gagasan utama cerita.  
Amanat dalam puisi alamat maut karya Iryanto Ibrahim yaitu memberikan gambaran kepada kita supaya kita berbuat kebaikan didunia, karena didunia ini tidak ada yang kekal dan abadi. Sehingga pada saat kita mengalami peristiwa sakaratul maut, kita bisa ikhlas dan selalu bertawakal tanpa ada beban didalam hati kita untuk kembali kepada-NYA, serta bisa mempertanggung jawabkan perbuatan kita semasih hidup didunia.      

No comments:

Post a Comment