oleh: Herlindayana
A.
Lingkungan Pendidikan Formal
Pendidikan
adalah hal mutlak yang wajib dimiliki oleh semua individu, di dalam setiap
ajaran agama menganjurkan agar setiap individu wajib berusaha untuk mendapatkan
pendidikan. Pendidikan dapat diperoleh melalui jalur formal, non formal dan
informal. Manusia sebagai makhluk hidup selalu ingin berkembang. Keinginan ini
secara manusia tidak terbatas, akan tetapi kemampuan manusia yang membatasi
keinginan tersebut. Oleh karena itu keinginan untuk berkembang berlangsung
mulai dan lahir sampai meninggal dunia. Untuk mengembangkan diri itu manusia
memerlukan bantuan. Karena keinginan untuk
perkembangan itu berlangsung dari
lahir sampai meninggal, maka kebutuhan untuk mendapatkan bantuan itu juga harus
berlangsung seumur hidup. Pendidikan yang berlangsung seumur hidup itu
berlangsung pada tiga lingkungan pendidikan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Pelaksanaan pendidikan dalam tiga lingkungan pendidikan sebagai penghasil
tenaga yang telah terdidik sebagai berikut :
Lingkungan pendidikan formal
adalah lingkungan tempat berkumpulnya individu satu dengan individu lain di
sebuah tempat belajar atau dikenal dengan sekolah. Pendidikan formal terdiri
atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan
tipe ini merupakan pendidikan berdasarkan kurikulum pemerintah.
Pendidikan formal umumnya
didirikan oleh pemerintah atau lembaga tertentu yang berkompeten dalam bidang
pendidikan. Contohnya Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Dasar Luar
Biasa, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan seterusnya. Pendidikan formal ini
selain didirikan oleh pihak pemerintah juga didirikan pula oleh Pihak Swasta.
Keberadaan pihak swasta menjadikan pendidikan formal semakin mudah untuk
didapat. Dari keberadaan pendidikan formal, masalah yang sering muncul adalah
kurangnya tenaga pendidik yang profesional. Banyak para guru dalam mengajar
tidak menggunakan metode pengajaran yang baik dan kurangnya jiwa pendidik,
mereka hanya bisa mengajar tapi tidak bisa mendidik.
B.
Peranan Guru dalam lingkungan pendidikan
formal
Guru merupakan sosok yang begitu
dihormati lantaran memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan
pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan
peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Ketika orang tua
mendaftarkan anaknya ke sekolah, pada saat itu juga ia menaruh harapan terhadap
guru, agar anaknya dapat berkembang secara optimal (Mulyasa, 2005:10).
A. Konsep Dasar Sikap dan
Perilaku
Kompleksitas persoalan yang
terkait dengan belajar inilah yang menjadi penyebab sulitnya menuntaskan
strategi belajar. Ada banyak faktor yang mesti dipertimbangkan dalam belajar,
baik yang bersifat internal maupun yang eksternal. Diantara sekian banyak
faktor eksternal terdapat guru yang sangat berpengaruh terhadap siswa. Sukses
tidaknya para siswa dalam belajar di sekolah, sebagai penyebab tergantung pada
guru. Ketika berada di rumah, para siswa berada dalam tanggung jawab orang tua,
tetapi di sekolah tanggung jawab itu diambil oleh guru. Sementara itu,
masyarakat menaruh harapan yang besar agar anak-anak mengalami
perubahan-perubahan positif-konstruktif akibat mereka berinteraksi dengan guru.
Harapan ini menjadi suatu yang
niscaya terutama ketika dikaitkan dengan mutu pendidikan. Pembahasan mutu
pendidikan betapapun akan terfokuskan pada input- proses-output. Input terkait
dengan masyarakat sebagai “pemasok”sedangkan outuput terakait dengan masyarakat
sebagai pengguna. Adapun proses terkait dengan guru sebagai pembimbing. Dataran
proses inilah yang paling determinan dalam mewujudkan pembentukan karakter dan
kepribadian seorang guru, terutama terwujud dalam sikap dan prilaku.
Thursthoen dalam Walgito (1990: 10
menjelaskan bahwa, sikap adalah gambaran kepribadian seseorang yang terlahir
melalui gerakan fisik dan tanggapan pikiran terhadap suatu keadaan atau suatu
objek. Berkowitz, dalam Azwar (2000:5) menerangkan sikap seseorang pada suatu
objek adalah perasaan atau emosi, dan faktor kedua adalah reaksi/respon atau
kecenderungan untuk bereaksi. Sebagai reaksi maka sikap selalu berhubungan
dengan dua alternatif, yaitu senang (like) atau tidak senang (dislike), menurut
dan melaksanakan atau menjauhi/menghindari sesuatu.
Beberapa peranan guru dalam
lingkungan pendidikan formal yaitu:
1.
Peran guru sebagai sumber belajar
Guru
hendaknya memiliki bahan referensi yang lebih banyak dibandingkan dengan
siswanya dan menunjukkan sumber belajar yang dapat dipelajari oleh siswa, serta
perlu melakukan pemetaan tentang materi pelajaran.
2.
Peran guru sebagai fasilitator
Pengajaran yang lebih menekankan
pada aktivitas siswa dalam lingkungan pendidikan formal di sekolah, yakni
berkenaan dengan peran guru pada saat melaksanakan interaksi belajar mengajar.
Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa sebagai fasilitator, guru berperan
memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran.
3.
Peran guru sebagai pengelola pembelajaran (learning manager)
Peran sebagai pengelola
pembelajaran (learning manager), peran guru dalam menciptakan iklim belajar
yang memungkin siswa dapat belajar secara nyaman. Melalui pengelolaan kelas
yang baik guru dapat menjaga kelas agar tetap kondusif untuk terjadinya proses
belajar seluruh siswa dengan memposisikan agar mampu menciptakan situasi,
memimpin, merangsang, menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar mengajar.
4.
Peran guru sebagai demonstrator
Dalam peran ini guru
mempertunjukkan kepada siswa segala sesuatu yang dapat membuat siswa lebih
mengerti dan memahami setiap pesan yang disampikan, seperti menunjukkan
sikap-sikap yang terpuji dan cara memahami materi.
5.
Peran guru sebagai pembimbing
Guru tidak dapat memaksa agar
siswanya menadi ini atau itu. Siswa akan tumbuh dan berkembang menjadi
seseorang sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki. Tugas guru adalah
menjaga, mengarahkan, dan membimbing agar siswa tumbuh dan berkembang sesuai
dengan potensi, minat, dan bakatnya.
6.
Peran guru sebagai motivator
Untuk memperoleh hasil belajar
yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa
sehingga terbentuk perilaku belajar siswa yang efektif..
7.
Peran guru sebagai evaluator
Peran guru sebagai evaluator,
mengumpulkan data atau informasi tentang keberhasilan pembelajaran yang telah
dilakukan, menganalisa, menafsirkan dan akhirnya harus memberikan pertimbangan
(judgement), atas tingkat keberhasilan proses pembelajaran, berdasarkan
kriteria yang ditetapkan, baik mengenai aspek keefektifan prosesnya maupun kualifikasi
produknya.
C. Manfaat
mempelajari lingkungan pendidikan formal
Manfaat yang kita peroleh yaitu
kita dapat mengetahui mengenai lingkungan pendidikan formal dan
bagian-bagiannya. Mengenai hal-hal yang dijalani oleh guru untuk memajukan
pendidikan di negara kita, selain itu kita sebagai para pendidik, calon
pendidik, dan pihak-pihak yang terkait dengan hal tersebut dapat memahami,
menerapkan, dan mengembangkan sikap-sikap serta perilaku dalam dunia pendidikan
melalui teladan baik dalam pikiran, ucapan, dan tindakan.
Selain itu, kualitas seorang
pengajar yang baik turut menentukan keberhasilan pendidikan generasi muda, oleh
karena itu kita sebagai seorang guru sangat diharapkan dapat mengolah karakter
dan kepribadiannya untuk menjadi seorang guru yang professional guna mewujudkan
sumber daya manusia yang berkualitas.
DAFTAR
PUSTAKA
file://localhost/D:/New%20Folder/makalah-pengaruh-pendidikan-formal-non.html
No comments:
Post a Comment