BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk individu dan makhluk social. Dalam hubungan dengan manusia sebagai makhluk social,
terkandung suatu maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak lepas dari
individu lainnya.
Sehubungan dengan hal tersebut,
dengan ketidak terbatasannya akal dan keinginan manusia, untuk itu perlu
dipahami secara benar mengenai pengertian proses dan interaksi belajar. Belajar
dan mengajar adalah dua kegiatan yang tunggal tapi memang memiliki makna yang
berbeda. Belajr diartikan sebagai suatu perubahan tingkah laku karena hasil
dari pengalaman yan diperoleh. Sedangkan mengajar adalah kegiatan menyediakan
kondisi yang merangsang serta mengarahkan kegiatan belajar siswa/ subjek
belajar untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang dapat
membawa perubahan serta kesadaran diri sebagai pribadi.
B.
Rumusan Masalah
1. apa
pengertian teori belajar sebagai landasan pembelajaran PAI?
2. Bagaimana
teori belajar sebagai landasan pembelajaran PAI?
3. Bagaimana
aplikasi teori belajar sebagai landasan pembelajaran PAI?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Teori Belajar Sebagai Landasan Pembelajaran PAI
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini
berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat
sangat tergantung pada proses belajar yang di alami siswa, baik ketika berada disekolah
maupun dilingkungan rumah (keluarganya sendiri).
Oleh karenanya pemagaman yang benar
mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk, dan manifestasinya mutlak di
perlukan oleh para pendidik. Berdasarkan suatu teori balajar, suatu pembelajaran
diharapakan dapat lebih meningkatkan perolehan peserta didik sebagai hasil
belajar (Trianto, 2007: 12). Teori belajar juga dapat di pahami sebagai prinsip
umum atau kumpulan prinsip yang saling berhubungan dan merupakan penjelasan
atas sejumlah fakta dan penemuan yang terkait dengan peristiwa belajar
khususnya dalam pembelajaran PAI.
B. Teori Belajar
Sebagai Landasan Pembelajaran PAI
Teori belajar yang dipakai sebagai
landasan pembelajaran PAI adalah sebagai berikut:
1. teori Behaviorisme.
Behaviorisme merupakan salah satu
pendekatan untuk memahami perilaku individu. Behaviorisme memandang individu
hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek-aspek mental. Dengan
kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan
perasaan individu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih
reflex-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai
individu. Teori kaum behavoris lebih dikenal dengan nama teori belajar, karena
seluruh perilaku manusia adalah hasil belajar. Belajar artinya perubahan
perilaku organism sebagai pengaruh lingkungan. Behavorisme tidak mau
mempersoalkan apakah manusia baik atau jelek, rasional atau emosional; behavorisme
hannya ingin mengetahui bagaimana perilakunya dikendalikan oleh factor-faktor
lingkungan.
Beberapa teori yang termasuk
kategori aliran behaviorisme adalah koneksionisme, pembiasaan klasik (classical
conditioning), pembiasaan perilaku respons (operant conditioning) dan social
Learning.
a. Teori Thorndike : Koneksionisme atau
Bond-Psychology (1874-1949).
Thorndike adalah salah seorang
tokoh dalam lapangan psikologi pendidikan yang benar pengaruhnya. Alam
tulisannya yang mula-mula sekali Thorndike berpendapat, bahwa yang menjadi
dasar belajar itu ialah asosiasi anatara kesan panca indra (sense impression)
dengan implus untuk bertindak (impulse to action). Menurut teori ini belajar
adalah proses pembentukan asosiasi antara yang sudah diketahui dengan yang
baru.
b. Ivan Petrovich Pavlov : pavlovianisme:
(classical Conditioning) (1849-1936).
Teori pembiasaan klasik (classical
Conditioning) ini berkembang berdasarkan hasil ekspermen yang dilakukan oleh
Ivan Pavlov (1849-1936) sebagaimana telah diuraikan diawal. Seperti halnya
dengan Thorndike, Pavlov dan Watson yang menjadi tokoh teori ini juga percaya
bahwa belajar pada hewan memiliki prinsip yang sama dengan manusia. Belajar
atau pembentukan perilaku perlu dibantu dengan kondisi tertentu (Sanjaya, 2006
: 115).
c. Teori Skinner. Operan Coditoning.
Seperti Pavlov dan Watson, Skinner juga
memikirkan tingkah laku sebagai hubungan antara perangsan dan respin, tetapi
berbeda debgan kedua tokoh tersebut, yang terdahulu itu. Skinner membuat
perincian lebih jauh. Skinner menganggap Reward dan reinforcement merupakan
factor penting dalam belajar. Skinner berpendapat bahwa tujuan psikologi adalah
meramal, mengontrol tinghkahlaku. Pada teori ini guru member penghargaan,
hadiah atau nilai tinggi sehingga anak akan lebih rajin. Teori ini juga disebut
dengan operant conditioning. Operant conditioning adalah suatu proses penguatan
perilaku operant yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat diulang
kembali atua menghilang sesuai keinginan.
d. Social Learning menurut Albert Bandura
teori belajar sosil atau disebut juga
teori observational learning adalah sebuah teori belajar yang relative masih
baru dibandingkan dengan teori-teori belajar yang lainnya. Berbeda dengan
penganut behaviorisme lainnya, bandura memandang perilaku individu tidak
semata-mata reflex otomatis atau stimulus (S-R Bond), melainkan juga akibat
akibat reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan
skema kognitif indivu itu sendiri. Prinsip dasar belajar menurut teori ini,
bahwa yang di pelajari individu terutama dalam belajar social dan moral terjadi
melalui peniruan (imitation) dan penyajian contoh perilaku (modeling). Teori
ini juga memandang pentingnya conditioning. Melalui pemberian reward dan
punishment, seorang individu akan berfikir dan memutuskan perilaku social mana
yang perlu dilakukan.
2.Teori Humanuistik
Beberapa teori yang termasuk kategori
aliran humanuistik adalah:
a.Arthur Combs (1912-1999)
meaning (makna atau arti) adalah
konsep dasar yang sering digunakan. Belajar terjadi bilah mempunyai arti bagi
individu. Guru tidak bisah memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak
relevan dengan kehidupan mereka.untuk itu guru harus memahami perilaku siswa dengan
mencoba memehami dunia persepsi siswa tersebut sehingga apabila ingin meruba
perilakunya, guru harus berusaha merubah keyakinan atau pandangan siswa.
b. Abraham Maslow
Abraham Maslow sebagaipelopor aliran psikologi humanistic. Maslow percaya
bahwa manusia tergerak untuk memahami dan menerima dirinya sebisa mungkin.
Teorinya yang sangat terkenal sampai dengan hari ini adalah teori tentang
Hiararchy of Needs (Hirarki Kebutuhan. Menurut maslow, manusia termotifasi
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut
memiliki tingkat atau hirarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat
dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri).
c. Carl Rogers
Carl Ransom Rogers dilahirkan di Oak
Park, Illinois, pada tahun 1902 dan wafat di Lajolla,California, pada tahun
1987. Carl Rogers adalah seorang ahli psikolog humanistic yang menekankan
perlunya sikap saling menghargai dan tanpa prasangka (antara klien dan
therapist) dalam membantu individu dalam mengatasi masalah-masalah
kehidupannya. Rogers meyakini bahwa klien sebenarnya memiliki jawaban atas
permasalahan yang dihadapinya dan tugas therapist hanya membimbing klien
menemukan jawaban yang benar. Menurut Rogers, teknik-teknik assessment dan
pendapat para therapist bukanlah hal yang penting dalam melakukan treatmen
kepada klien.
3, Teori Belajar Kognitif menurut
Piaget
Piaget merupakan salah seorang tokoh
yang disebut-sebut sebagai pelopor aliran konstruktifisme.salah satu sumbangan
pemikiran yang banyak digunakan sebagai rujukan untuk memahami perkembangan
kognitif indifidu, yaitu teori tentang tahapan perkembangan individu. Menurut
Piaget bahwa perkembangan individu meliputi empat tahap yaitu: (1) sensori
motor, (2) pre operational, (3) concrete operational dan (4) formal
operational. Pemikiran lain dari Piaget tentang proses kontruksi pengetahuan
individu yaitu asimilasi dan akomodasi di kemukakannya pula, bahwa belajar akan
lebih berhasil apabilah disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif perkembangan
peserta didik.
4. Teori Belajar Gestalt
Gestalt berasal dari bahasajerman yang
mempunyai padanan arti sebagai “bentuk atau konfigurasi”. Pokok pandangan
Gestalt adalah bahwa objek atau peristiwa tersebut akan dipandang sebagai suatu
keseluruhan yang terorganisasikan.
C.Aplikasi
Teori Belajar Sebagai Landasan Pembelajaran PAI
Perkembangan teori belajar cukup
pesat. Berikut ini adalah teori belajar dan aplikasinya dalam kegiatan
pembelajaran.
1,Aplikasi Teori Behaviorisme
Belajar adalah perubahan dalam
tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon.
Perubahan prilaku dapat terwujut sesuatu yang kongkret atau yang non kongkret,
berlangsung secara mekanik memerlukan penguatan. Aplikasi teori belajar
behaviorisme dalam pembelajaran, tergantung dari beberapa hal seperti tujuan
pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik siswa, media dan fasilitas
pembelajaran yang tersedia.
Aplikasi teori belajar behaviorisme
menurut tokoh-tokoh lain:
a.
aplikasi teori Pavlov
b.
aplikasi teori thorndike
c.
aplikasi teori skinner.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat disimpulkan
bawha:
Teori belajar humanisme, Behaviorisme, Piaget dan Gestalt masing-masing
memiliki ciri khas. Teori belajar humanisme berusaha memahami perilaku belajar
dari sudut pandang perilakunya bukan sudutpandang pengamatnya. Tujuan utama
para pendidik adalah membantu siswa untuk mengembangkan dirinya yaitu membantu
masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang
unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada pada diri mereka.
Sedangkan teori belajar behavioristik merupakan proses perubahan tingka laku
sebagai akibat adanya interaksi antara stimulus dengan respons yang menyebapkan
siswa mempunyai pengalaman baru.
B. SARAN
Untuk
lebih meningkatkan Pentingnya landasan teori dalam proses belajar dan pembelajaran
maka saya mengajukan saran,pemagaman yang benar mengenai arti belajar dengan
segala aspek, bentuk, dan manifestasinya mutlak diperlukan olrh para pendidik.
DAFTAR
PUSTAKA
Asri
Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta: 2005.
Darson,
Max., Belajar dan Pembelajaran. Semarang:IKIP Semarang Press. 2001.
Djaali,
Psikologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara: 2007.
Muhibbin
Syah, Psikologi Belajar Rajawali Press, Jakarta: 2009.
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Sebuah
Pendekatan Baru. Rosda. Bandung: 1997.
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang
Mempengaruhinya, Rineke Cipta.Jakarta:2003
Sobry
sutikno, Belajar dan Pembelajaran, Prospect. Bandung.2009.
Sumadi
Suryabrata, Psykologi Pendidikan, Rajawali Pers. Jakarta : 2008
No comments:
Post a Comment