I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Porifera merupakan hewan yang berpori dan sering juga
disebut hewan berongga karena seluruh tubuhnya dipenuhi oleh lubang-lubang
kecil yang disebut pori. Hewan ini
sederhana karna selama hidupnya menetap pada karang atau permukaan benda keras
lainnya di dasar laut. Phylum porifera
yaitu spons hidup di air dan sebagian besar hidup di air laut yang hangat dan
dekat dengan pantai yang dangkal
walaupun ada pula yang hidup pada kedalaman
8500 meter bahkan lebih. Spons
sering ditemukan hidup melekat pada substrat yang keras dan hidupnya berkoloni
yang statif atau tidak bergerak . Spons
belum memiliki alat-alat eskresi khusus dan sisa metabolismenya dikeluarkan
melalui proses difusi yaitu dari sel tubuh ke epidermis kemudian lingkungan
hidup yang berair (Kimball, 2000)
Porifera mempunyai 3000 spesies dan secara umum hidupnya
dilaut dangkal sampai kedalaman 5 km.
dari 3000 ribu spesies yang dikenal hanya 150 spesies yang hidup di air tawar
sampai kedalaman 2 meter dan jarang lebihn dari 4 meter yang biasanya hidup
pada air jernih dan tenang. Di laut jenis calcarea umumnya terbatas pada daerah pantai
dangkal. Reproduksi porifera berlangsung
secara aseksual dengan membentuk kuncup, seksual dengan pertemuan ovum dan sperma. Perkembangan
secara generatif berlangsung dengan terjadinya peleburan sel kelamin
jantan dan betina (Sugiarti, 2004)
1.2 Tujuan dan Manfaat
Tujuan praktikum ini adalah untuk
mengetahui phylum porifera secara morfologi dan anatomi serta dapat
mengklasifikasikan phylum porifera.
Manfaat praktikum ini adalah sebagai bahan
masukan untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan serta jenis-jenis phylum
porifera.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Klasifikasi
Menurut Suhardi (2002),
sponge di klasifikasikan sebagai berikut :
Gambar 1. Morfologi sponge (aerizusa)
Kingdom : Animalia
Phylum : Porifera
Class :
Demospongia
Ordo :
Dictioceratida
Famili :
Dictioceratidaceaer
Genus :
Callyspongia
Species : Aerizusa
.
2.2 Morfologi
dan Anatomi
Porifera merupakan hewan yang berpori dan sering juga
disebut hewan berongga karena seluruhn tubuhnya dipenuhi oleh lubang-lubang
kecil yang disebut pori. Spons terdiri dari
dua lapisan sel dengan selapis bahan seperti jeli (mesogle) yang terdapat di antara kedua lapisan tersebut. Sel-sel dari lapisan dalam mempunyai flagel
yang menyebabkan adanya arus air, sel-sel ini memakan partikel-partikel makanan
yang telah disaring. Bentuk tubuh spons
yang didukung oleh rangka yang terdiri dari spikula yang dibentuk oleh sel-sel
yang tersebar didalam mesoglea,
spikula cukup keras yang tersusun dari
sel ikat atau zat kapur (Kimball, 2000).
2.3 Habitat dan Penyebaran
Porifera mempunyai 3000 spesies dan secara umum hidupnya
dilaut dangkal sampai kedalaman 5 km.
dari 3000 ribu spesies yang dikenal hanya 150 spesies yang hidup di air tawar
sampai kedalaman 2 meter dan jarang lebihn dari 4 meter yang biasanya hidup
pada air jernih dan tenang. Dilaut jenis calcarea umumnya terbatas pada daerah pantai dangkal
(Suwignyo, 2004).
2.4 Reproduksi
dan Daur Hidup
Reproduksi
porifera berlangsung secara aseksual dengan membentuk kuncup,yaitu pertama
arkeosit mengumpulkan nutrien dengan memfagosit sel lain untuk dikumpulkan
dalam rongga tubuh. Sel tersebut
kemudian mengelilingi serat kumpulan cluster dan kapsul yang
mengelilinginya. Pada kondisi yang tepat
sel meninggalkan gemmulae dan keluar melalui lubang membentuk spons baru.
seksual dengan pertemuan ovum dan sperma.
Perkembangan secara generatif
berlangsung dengan terjadinya peleburan sel kelamin jantan dan betina yang menghasilkan zigot berkembang menjadi
larva yand kemudian menghasilkan spons dewasa yang berkelamin satu atau hermaprodit
(Kimball, 2000)
2.5 Makanan dan Kebiasaan Makan
Makanan porifera berupa zat-zat
organik dan semua organisne kecil seperti palankton. Porifera tidak mempunyai alat pencernaan
khusus, system pencernaannya bersifat intraseluler. Zat makanan yang diambil oleh sel-sel
koanosit yang diteruskan ke spongosoel mengikuti aliran air ke oskulum
(Brotowidjoyo, 2004)
2.6 Nilai Ekonomis
Secara ekonomis porifera tidak banyak
memberikan keuntungan pada manusia, namun diantara beberapa porifera ada yang menguntungkan yaitu spons yang
berspikula dapat di manfaatkan sebagai alat untuk membersihkan badan (Kimball,
2000)
III. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu
dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 03
Nofember 2009, pukul 10.00-12.00 wita, dan bertempat di laboratorium C Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas
Haluoleo, Kendari.
3.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat
dilihat dalam tabel 1. sebagai
berikut :
Tabel 1. Alat dan Bahan yang
digunakan pada praktikum phylum Porifera beserta kegunaanya.
No.
|
Alat dan Bahan
|
Kegunaan
|
1.
2.
3.
1.
.
|
A. Alat
Baki (dissecting- pan)
Pisau Bedah (scalpel)
Lap kasar/ halus
B. Bahan
Sponge (Aerizusa)
|
Untuk menyimpan objek yang diamati
Mengiris dan membedah objek
yang diamati
Membersihkan alat-alat
praktikum
Objek yang di amati
|
3.3
Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum
ini adalah sebagai berikut :
-
Melakukan pengamatan pada organisme yang telah diambil dari perairan.
- Meletakan organisme pada baki
kemudian mengidentifikasikan bagian-bagian organisme tersebut.
-
Memggambar bentuk secara morfologi dan anatomi bagian-bagian organisme
yang telah diidentifikasi dan
diberi keterangan pada buku gambar.memberikan keterangan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Pengamatan pada
sponge (Aerizusa)
Keterangan
:
1. osculum
2. Mesohyl
3.spicules
4.porocites
5.water flow
6.chanosit
7.ameobosit
8.epidermis
9.spongosoel
Gambar
2. Morfologi Sponge (Aerizusa)
4.2 Pembahasan
Pengamatan pada organisme phylum porifera yaitu sponge dimana pada
bagian tubuhnya terdapat beberapa bagian yaitu osculum dan ostium. Osculum
terletak pada begian paling atas dari sponge yang berbentuk seperti lubang yang
berhubungan langsung dengan spongosoel berfungsi sebagai tempat keluarnya air. Hal
ini sesuai dengan pernyataan Kimbal, (2000), yang menyatakan bahwa di bawah
osculum terdapat suatu ruang berbentuk vas bunga yaitu spongosoel yang berfungsi sebagai tempat mengolah air
yang masuk dari pori-pori.
Bagian luar dari morfologi sponge terdapat banyak
lubang-lubang kecil yang disebut pori (ostia) yang berfungsi sebagai tempat
masuknya air menuju spongosoel, selain terdapat ostia pada bagian luar sponge
juga terdapat dinding yang terdiri dari satu lapisan sel pipih yang disebut
pinakosit, sel ini dapat melakukan gerakan kembang, kempis sehingga
memungkinkan seluruh tubuh sponge dapat beruba ukuran baik besar maupun kecil,
sedangkan sel yang terbentuk tabung kecil yang menghubungkan oatium dengan
spongosoel diantara ostium dan spongosoel. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Sugiarti,( 2004) yang
menyatakan bahwa, bagian luar morfologi sponge terdapat banyak lubang-lubang
kecil yang disebut pori (ostia).
Bagian lapisan
dalam dari sponge terdiri atas sel-sel yang mempunyai flagel yang berfungsi
untuk mencerna makanan dan bercorong yang disebut yang disebut sel leher atau
sel koanosit. Hal ini sesuai dengan pernyataan Suhardi (2002), yang menyatakan
bahwa, lapisan yang membatasi antara lapisan epidermis dan lapisan endodermis
yang disebut mesoglea yang terdiri atas sel amebosit yang berfungsi sebagai
pengangkut zat makanan dan sisa metabolisme sari sel yang satu ke sel lainnya
(Suhardi, 2002).
V . SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dari phylum porifera maka
dapat disimpulkan sebagai berikut :
- Bentuk morfologi dari
sponge menyerupai vas bunga yang terdiri dari banyak
lubangkecil atau pori-pori yang disebut ostia.
- Bentuk anatomi dari sponge
terdiri atas spongosoel, oskulum dan ostilum, dan pada
lapisan dalam terdapat sel-sel yang berflagel
yang disebut sel koanosit
5.2 Saran
Adapun saran saya
sebagai praktikan adalah Spon merupakan organisme laut yang bisa di gunakan
untuk bahan pembersih perabotan untuk itu mungkin perlu dikenalkan kepada
masyarakat luas.
DAFTAR
PUSTAKA
Aslan, L.M.,
2003. Penuntun Praktikum Avertebrata Air. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Haluoleo Kendari
Brotowidjoyo. 2004. Zoologi Dasar. Erlangga. Jakarta.
Kimball, J.W. 2000. Biologi
jilid empat edisi pertama.Erlangga Jakarta.
Sugiarti, S. 2004. Invertebrata
Air. Lembaga Sumberdaya Informasi IPB. Bogor.
Suhardi. 2002. Evolusi
Vertebrata.Universitas Indonesia.Jakarta.
No comments:
Post a Comment